JAKARTA – Permadi Arya atau biasa dipanggil Abu Janda akhir-akhir ini menjadi sorotan netizen terkait cuitannya di twitter yang mengatakan Islam adalah Agama Arogan.
Baru-baru ini, Permadi Arya diundang di siaran podcast yang diunggah di akun Youtube milik presenter Deddy Corbuzier pada tanggal 1 Februari 2021. Disana ia dipertemukan dengan Gus Miftah untuk menjelaskan sekaligus mengklarifikasi cuitannya yang telah menimbulkan kegaduhan di sosial media.
Permadi Arya menjelaskan bahwa dirinya adalah seorang striker yang gemar mengomentari cuitan provokatif dari tokoh-tokoh nasional terutama mengenai topic agama.
Ia juga berdalih bahwa cuitannya tersebut bukanlah cuitan mandiri, melainkan sebagai respon untuk menanggapi cuitan yang ditulis Ustad Tengku Zulkarnain di akun twitternya yang membahas kearoganan mayoritas di negeri ini.
“Aku tuh seorang stiker, aku suka mengcounter tweet yang provokatif. Apa yang terjadi waktu itu sebenarnya bukan tweet mandiri, bukan tweet tunggal yang aku posting di timenline, itu tweet aku untu respon terhadap cuitan tengku zulkarnain,” bebernya saat ditanya mengenai maksud cuitan yang telah ia tulis mengenai Islam agama arogan.
Tak hanya sampai situ, Permadi Arya juga menjelaskan secara rinci mengenai kronologi cuitannya yang telah menghebohkan dunia maya itu.
“Kata arogan itu keluar karena mengomentari (cuitan) yang aku anggap suatu tweet yang provokatif, yang mana ia (ustad tengku zulkarnain) mengatakan minoritas di negeri ini arogan ke mayoritas, keluarlah itu (cuitan miliknya). Jadi aku mengomentari (cuitan) Ustad Tengku Zulkarnain. Udah gitu dibelakangnya (cuitan Ustad Tengku Zul) islamnyapun ada embel2nya ‘islam sebagai agama pendatang dari arab’ jadi yang aku maksud ini adalah alirannya tengku zul itu ‘islam dari arab itulah alirannya ustad tengku, islam trans nasional yang memang dari arab,” bebernya secara lebih jelas.
Namun hal yang dijelaskannya itu tidak membuat Gus Miftah sebagai narasumber ahli menjadi membenarkan tindakannya. Bagaimanapun alasannya, Permadi telah membuat kegaduhan dengan cuitan yang ditulisnya, dan juga kurang cerdas dalam menanggapi sesuatu yang bertolak belakang dengan pendapatnya.