“Kalau ada yang melaksanakan Isoman, kita laporkan dan berkoordinasi dengan Puskesmas setempat, kita pasti langsung memberi mereka obat-obatan, lalu mereka (pasien) diminta data dan nomer kontaknya agat bisa dipantau jika ada keluhan yang dirasakan agar kita bisa dengan cepat menentukan harus dirawat dimana,” jelasnya.
Grace menyebut, pihaknya tidak sampai melakukan dokter atau perawat kunjung kepada pasien yang Isoman, sebab jumlah tenaga medis yang ada tidak memadai jika dibanding banyaknya masyarakat di Kabupaten Bandung yang melakukan Isoman, sehingga pantauan terbaik memang dilakukan melalui komunikasi saja.
“Jadi pihak medis menyempatkan minimal sekali dalam sehari selama masa isolasi itu untuk memantau keadaan mereka,” katanya.
Lama Isoman sendiri, kata Grace, dari teori yang ada adalah selama empat belas hari. Skemanya adalah selama empat belas hari tersebut, pasien mendapatkan treatment, tetapi jika dalam kurun waktu tersebut (14 hari) pasien sudah tidak merasakan keluhan atau gejala berarti pasien tidak usah dilakukan swab ulang.
“Jadi kalau sudah lewat empat belas hari dan tidak ada keluhan atau gejala berarti itu sudah tidak berpotensi menularkan, itu (covid-19) kan virus, nah kalau virus itu datang dan pergi tergantung daya tahan tubuh kita. Jadi ada fase, nah fase penularan itu adalah dalam waktu seminggu kebawah, makanya disarankan untuk tidak bepergian, harus diam dirumah,” paparnya.
Meski demikian, Grace tetap menyarankan masyarakat yang lepas dari masa Isoman untuk tidak bereuforia, mereka harus tetap menjaga kesehatan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
“Untuk bantuan pangan bagi masyarakat yang melakukan Isoman, itu seharusnya diperhatikan oleh lingkungan sekitarnya. Itulah mengapa setiap desa harus menjadi desa tangguh covid-19 dibawah Satgas Covid-19,” papar Grace.
Sementara itu, Ketua Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Maulana Fahmi menilai kinerja tim gugus tugas penanganan Covid 19 Kabupaten Bandung harus terus dibenahi. Pasalnya, saat ini kasus Covid-19 di kabupaten Bandung semakin meningkat.
“Ada beberapa hal yang dirinya evaluasi kaitan dengan penanganan Covid 19 di Kabupaten Bandung. Pertama adalah evaluasi mengenai proses penganggaran,” ungkap Fahmi