ISTANBUL – Pengadilan Turki menjatuhkan hukuman 1.075 tahun penjara terhadap cendekiawan muslim, Adnan Oktar atau yang dikenal dengan nama Harun Yahya, pada Senin (11/1) kemarin. Dia ditahan bersama dengan 78 orang pengikutnya.
Harun Yahya diketahui termasuk di antara 236 terdakwa yang diadili sejak September 2019 mereka menghadapi beragam dakwaan, dari spionase hingga pelecehan seksual.
Dilansir Dailisaba, Harun Yahyah disebut sebagai pimpinan aliran sesat yang dianggap pemerintah sebagai organisasi kriminal. Harun Yahyah dan puluhan pengikutnya tersebut ditangkap dalam penggerebekan serentak di seluruh negeri pada 2018.
Sebuah dakwaan setebal 499 halaman menggambarkan dia dan pengikutnya sebagai geng kriminal yang seringkali berulah dalam aksi pemerasan, pencucian uang, dan serangkaian kejahatan lainnya.
Di antara beragam dakwaan tersebut, yang lebih serius adalah upaya melakukan spionase politik dan militer, penyiksaan, penculikan, penyadapan ilegal, penipuan, ancaman, percobaan pembunuhan dan pemalsuan, serta pelecehan seksual.
Pengadilan menjatuhi hukuman total 1.075 tahun dan tiga bulan penjara atas tuduhan mendirikan dan memimpin organisasi kriminal, spionase politik atau militer, membantu Gülenist Terror Group (FETÖ), pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur, perampasan kebebasan tentang seseorang, penyiksaan, gangguan hak atas pendidikan, pencatatan data pribadi dan membuat ancaman.
Jaksa penuntut mengatakan geng yang dipimpinnya telah terlibat dalam skema rekrutmen sejak akhir 1990-an dan ini melibatkan pencucian otak perempuan muda.
“Organisasi tersebut menggunakan anggotanya yang tampan untuk menipu gadis dan wanita muda. Anggota tersebut memperkosa atau melecehkan wanita secara seksual dan diperas terlebih dahulu oleh anggota yang berpura-pura bahwa perselingkuhan mereka direkam dalam video. Mereka juga dicuci otak dengan dalih ajaran agama,” kata jaksa dalam dakwaan dikutip dari FIN.
Harun Yahya merupakan seorang yang putus sekolah dari Universitas. Dia terkenal pada tahun 1980-an ketika dia mendapatkan pengikut di kalangan mahasiswa, kebanyakan anak-anak dari elit kaya.
Selama periode itu, dia pernah ditangkap karena mempromosikan revolusi teokratis. Setelah bertugas di institusi mental dan menulis buku dengan nama alias Harun Yahya, Oktar mengembangkan aliran sesatnya pada tahun 1990-an melalui Science Research Foundation, yang didirikannya terutama untuk mempromosikan buku-buku anti-evolusinya.