Pisau Tajam Berwujud Media Sosial

Oleh: Moh. Kurnia Dipraja, S.S.

Disadari atau tidak, di era milenial yang serba digital ini, pola hidup masyarakat telah berubah.  Keberadaan internet membuat segala sesuatu menjadi mudah.  Berdasarkan laporan dari We Are Social, pada tahun 2020 disebutkan ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia. Dibandingkan tahun sebelumnya, ada kenaikan 17% atau 25 juta pengguna internet di negeri ini. Berdasarkan total populasi Indonesia yang berjumlah 272,1 juta jiwa, maka itu artinya 64% setengah penduduk Republik Indonesia telah merasakan akses dunia maya. (detikinet).

Bila melihat data di atas, maka bisa dikatakan bahwa itu merupakan hal yang lumrah. Mengingat pandemi Covid-19 yang masih menghantui negeri ini, mengharuskan masyarakat untuk lebih banyak diam di rumah dan melaksanakan aktivitas secara virtual yang terkoneksi dengan internet.

Masih dikutip dari detikinet, rata-rata usia pengguna internet adalah 16-64 tahun. Terdapat data yang menarik bahwa sebanyak 160 juta orang adalah pengguna aktif media sosial. Seperti diketahui, media sosial merupakan sarana yang memudahkan masyarakat dalam bersosialisasi di dunia maya. Maka tidak mengherankan jika media sosial merupakan konten yang paling sering diakses dan sangat digandrungi oleh para pengguna internet, terutama remaja usia sekolah. Betapa tidak, melalui media ini, pengguna bisa saling bertukar pesan, baik itu pesan tertulis, gambar, suara dan video. Selain bertukar pesan, pengguna juga bisa berkomunikasi dengan bertatap muka melalui layar gawai. Jarak tidak lagi menjadi kendala untuk berkomunikasi. Semua terasa begitu dekat. Apalagi saat mereka merasakan kejenuhan dalam belajar daring, berselancar di media sosial menjadi salah satu pilihan terbaik untuk melepas penat.

Namun perlu dicermati, media sosial tak ubahnya bagai sebilah pisau tajam yang akan memberikan dampak bagi penggunanya.  Sebagai ilustrasi, ketika pisau tersebut berada ditangan seorang juru masak, lalu digunakan untuk memotong sayuran, daging dan bahan-bahan lainnya. Kemudian bahan-bahan tersebut diolah menjadi sebuah hidangan yang lezat, maka bisa dikatakan bahwa pisau itu menjadi benda yang berguna karena telah digunakan sebagaimana mestinya. Pisau tersebut telah membantu sang juru masak menciptakan sebuah karya masakan yang enak dan bermanfaat, tidak hanya bagi dirinya, tetapi juga bagi orang lain.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan