RONGGA – Para warga di Desa Cibitung, Kec. Rongga, Kab. Bandung Barat, secara sukarela memperbaiki jalan rusak di wilayahnya menggunakan dana swadaya. Pasalnya, selama ini perbaikan jalan belum terperhatikan pemerintah.
Aksi tersebut dilakukan warga demi menghindari kondisi kerusakan jalan selebar 4 meter dan sepanjang 2 kilometer itu terus bertambah parah, karena hingga saat ini belum ada tanda-tanda jalan tersebut akan diperbaiki pemerintah.
“Jadi jalan ini rusak akibat dampak dari pembangunan PLTA Upper Cisokan milik PLN. Sudah banyak warga mengalami kecelakaan akibat jalan rusak yang menjadi licin terutama saat hujan. Saya saja pernah beberapa kali jatuh,” kata salah seorang warga Desa Cibitung, Ganjar, saat dihubungi melalui telepon seluler, Minggu (10/1).
Menurutnya, warga sudah sering mengadukan tentang kerusakan jalan tersebut kepada Pemerintah Desa, namun hanya diberikan janji-janji tanpa ada realisasi dan kejelasan pasti.
Diakui Ganjar, dirinya sempat beberapa kali memposting di media sosial tentang kondisi jalan rusak ini, namun tetap tidak ada tanggapan. Bahkan Bupati Bandung Barat, Aa Umbara Sutisna yang pernah berkunjung juga sudah tahu tentang kondisi jalan rusak tersebut, namun hingga kini tetap tidak ada perbaikan.
“Jalan ini merupakan satu-satunya akses penghubung bagi masyarakat setempat dalam berkegiatan. Kebayang kan kalau dalam keadaan darurat ada warga yang sakit, mau melahirkan, terus melewati jalan rusak seperti itu bisa berakibat buruk,” ujarnya.
Karena sudah lelah menunggu realisasi janji yang tak jelas, Ganjar menyebut akhirnya masyarakat melakukan swadaya untuk memperbaiki jalan semampunya.
Secara terpisah, Kepala Desa Cibitung, Asep Bunyamin mengatakan bahwa pihaknya sudah sering menyampaikan kepada Bupati saat melakukan kunjungan dan juga kepada pihak PLN.
“Hampir di setiap ada acara di sini selalu di sampaikan kepada pak Bupati dan juga pihak PLN. Menurut PLN, katanya sudah dimasukan ke draf perencanaan yang akan di danai dari CSR Upper Cisokan, namun terkendala karena adanya pandemi Covid-19,” terangnya.
Saat dikonfirmasi mengapa tidak menggunakan anggaran Dana Desa untuk memperbaiki jalan rusak tersebut, Asep menyebut hal tersebut sulit untuk dilakukan.