USA – Twitter telah secara permanen menangguhkan akun Donald Trump. Pihak Twitter menilai dua tweet yang dikirim oleh Trump pada Jumat (8/1) pagi waktu setempat, merupakan penyebabnya.
“Sangat mungkin untuk mendorong dan menginspirasi orang untuk meniru tindakan kriminal yang terjadi di US Capitol pada 6 Januari 2021″, kata pihak Twitter, dilansir dari The Guardian.
Keputusan luar biasa Twitter untuk melarang akun pribadi Trump membawa simbolisme tajam untuk seorang pemimpin dunia.
Tepatnya dalam penggunaan media sosial seorang pemimpin yang hendak memicu kebencian dan ketakutan.
Hal itu tergambarkan pada kerusuhan gerombolan pendukung Trump dengan kasar menyerbu gedung DPR AS, serangan yang telah menyebabkan lima korban tewas.
Bahkan ketika amukan terus berlanjut, Trump men-tweet memuji para perusuh, cuitan yang mendorong Twitter untuk sementara waktu menangguhkan akunnya, dengan peringatan bahwa setiap pelanggaran lebih lanjut akan menyebabkan larangan permanen.
Selain Twtitter, pada hari Kamis (7/1), Facebook melarang Trump untuk memposting di platformnya setidaknya mengenai pelantikan Joe Biden, dengan alasan risiko memicu kekerasan.
Perusahaan media sosial lainnya bergegas untuk mencabut platform Trump dan pendukungnya yang paling kejam; Google menghapus jaringan sosial sayap kanan Parler dari toko aplikasinya, dengan alasan peran platform tersebut dalam menghasut kekerasan.
Di antara mereka yang menyerukan penangguhan Trump adalah 350 karyawan Twitter sendiri, Washington Post melaporkan.
“Dalam konteks peristiwa mengerikan minggu ini, kami menjelaskan pada hari Rabu bahwa pelanggaran tambahan terhadap Peraturan Twitter berpotensi mengakibatkan tindakan ini,” kata Twitter dalam pernyataannya.
“Tekad kami adalah bahwa kedua Tweet… kemungkinan besar akan menginspirasi orang lain untuk meniru tindakan kekerasan yang terjadi pada 6 Januari 2021, dan bahwa ada beberapa indikator bahwa mereka diterima dan dipahami sebagai dorongan untuk melakukannya,” tambahnya. (theguardian)