CIPACING – Seperti diketahui bahwa sejak menyebarnya wabah virus Covid-19 pada bulan Maret 2020 kemarin, membuat dampak besar terhadap perekonomian Tanah Air.
Hal itu dirasakan juga oleh para penjual tahu goreng khas Sumedang di wilayah Jalan Raya Cipacing, Kabupaten Sumedang.
Omset penjualan mengalami penurunan drastis dari biasanya. Bahkan karena pandemi Covid-19, saat malam tahun baru pun penjualan tahu goreng khas Sumedang tidak mengalami peningkatan seperti tahun-tahun sebelumnya.
Hal tersebut diakui oleh para pedagang tahu di Jalan Raya Cipacing. Kabupaten Sumedang yang menyatakan bahwa penjualan di tengah pandemi Covid-19 mengalami penurunan.
Salah seorang penjual tahu, Kurniawan Saidi Putra mengatakan bahwa saat malam tahun baru, penjualan tahu goreng khas Sumedang lumayan sedikit meningkat meskipun tidak seperti biasanya.
“Malam tahun baru mah paling tanggal 27, sa-atos natal, lumayan rame (Malam tahun baru sih paling tanggal 27, setelah natal, lumayan rame),” kata Kurniawan saat diwawancarai oleh tim Jabar Ekspres pada Sabtu, (9/1).
Kurniawan juga mengeluhkan terkait harga kedelai yang melonjak naik. Akibatnya harga beli tahu di produsen pun turut mengalami kenaikan.
“Naek tahu oge. Tahu jadi Rp35 ribu satu kotak, biasana Rp28 ribu, (naik tahu juga. Tahu jadi Rp 35ribu satu kotak, biasanya Rp 28 ribu),”ujarnya.
Namun meski harga tahu mengalami kenaikan, ia tetap menjual tahu goreng Sumedang dengan harga yang sama. Hal itu ia lakukan guna mempertahankan penjualan supaya minat pembeli tidak berkurang.
“Pembeli mah hoyong angger we harga teh, hoyong sami sareng harga kapungkur (Pembeli sih pengen harganya tetap aja, mau sama kayak harga sebelumnya), “tuturnya.
Terkait kenaikan harga kedelai yang berimbas pada naiknya harga tahu, dalam penuturannya Kurniawan mengharapkan supaya harga tahu dari produsen dapat kembali normal. (Mg10)