BOGOR – Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa pihaknya memutuskan menunda pelaksanaan PTM di sekolah sampai situasi pandemi COVID-19 aman dan terkendali.
Dilansir dari Antara, Keputusan penundaan pelaksanaan PTM tersebut diambil setelah Wali Kota melakukan rapat dengan dinas pendidikan, kantor agama, dan Kantor Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat di Balai Kota Bogor, Selasa (5/1).
Menurut Bima Arya, ada tiga faktor utama yang menentukan untuk dapat melaksanakan PTM di sekolah. Pertama, kesiapan protokol kesehatan di setiap sekolah. Akan tetapi, realitasnya sebagian besar sekolah di kota ini belum siap.
Kedua, ada persetujuan dari komite sekolah serta dari masing-masing orang tua murid. Ketiga, situasi pandemi COVID-19 di Kota Bogor sudah aman dan terkendali. Namun kenyataannya, secara umum penyebaran COVID-19 di Kota Bogor malah cenderung terus meningkat.
“Dari hasil survei dan kajian, ketiga faktor tersebut belum terpenuhi sehingga diputuskan belum bisa melaksanakan PTM di sekolah saat ini. Pelaksanaan PTM ditunda,” katanya.
Setuju dengan keputusan tersebut, Anggota Komisi IV DPRD Kota Bogor, Devi Prihatini Sultani, menilai keputusan pemerintah kota setempat menunda pembelajaran tatap muka (PTM) di sekolah sampai situasi pandemi COVID-19 terkendali adalah langkah tepat, seperti dikutip dari Antara.
“Sebelumnya, DPRD Kota Bogor melalui Pansus Penanganan Dampak COVID-19 telah mengusulkan kepada Pemerintah Kota Bogor untuk menunda pelaksanaan PTM,” kata Devi Prihatini Sultani melalui telepon selulernya di Kota Bogor, Rabu (6/1).
Menurut Devi, Kota Bogor saat ini masih dalam situasi pandemi COVID-19, bahkan penyebarannya terus meningkat.
Berdasarkan data harian penanganan COVID-19 di Dinas Kesehatan, sampai Rabu (6/1) terdapat sebanyak 5.844 kasus positif COVID-19. Dari jumlah tersebut, sebanyak 136 kasus telah meninggal dunia dan 1.035 kasus positif masih sakit.
“PNS di Dinas Pendidikan, termasuk guru, juga banyak yang terpapar COVID-19 sehingga keputusan Pemkot Bogor menunda pelaksanaan PTM adalah langkah tepat,” tambahnya.
Politikus Partai NasDem ini mengatakan bahwa kegiatan belajar mengajar dengan pola pembelajaran jarak jauh (PJJ) agar diteruskan untuk melindungi murid dan guru dari kemungkinan terpapar COVID-19. (Antara)