Tiga Hari Mogok Jualan Tahu Tempe

BANDUNG – Para pedangan tahu dan tempe di pasar melakukan aksi mogok berjualan selama tiga hari terhitung sejak Jumat (1/1) hingga Minggu kemarin. Hal itu dilakukan sebagai bentuk protes terhadap sikap pemerintah yang menaikkan harga kedelai.

Pemilik pabrik tahu Cibuntu Selera, H Kamal mengungkapkan, pihaknya terlebih dahulu mendapatkan imbauan untuk melalukan mogok produksi akibat kenaikan harga bahan baku.

“Sekarang (kemarin, red) terakhir tutup paling besok sudah mulai buka lagi. Ada sosialisasi dari koperasi ada dari Jakarta juga, ada imbauan untuk sementara tutup dulu tiga hari dikarenakan harga kedelainya terus melonjak,” ujar Kamal kepada Jabar Ekspres, Minggu (3/12).

Menurutnya, sikap mogok produksi ini diharapkan mampu menarik perhatian pemerintah agar mampu mengatasi kenaikan harga kacang kedelai. Kamal mengatakan, harga kacang kedelai mulai merangkak naik sejak Agustus lalu.

“Tutup mudah mudahan pemerintah bisa mengatasi kelonjakan harga kedelai, ya kalo bisa ya turun, apalagi sekarang harga tahu ‘kan enggak stabil. Bulan Agustus mulai merangkak naik dari harga Rp 7.000 sekilo, naik jadi Rp 9.300 sekarang,” bebernya.

Kamal mengaku mampu memproduksi tahu 4-5 kwintal dalam sehari. “Buat ukuran biasa kalau harga pabrik sekita Rp 4.500/bungkus dengan isi tahu 10 itu harga pabrik, mungkin kalau di pasar ada yang Rp 6.000,” ujarnya.

Dijelaskan, tak jarang mendapatkan komplain dari para konsumen yang tidak menginginkan kenaikan harga tahu. Alhasil, ia terpaksa memperkecil barang dagangannya untuk tetap bisa memenuhi kebutuhan pasar dengan harga yang tetap.

“Iya memberatkan (kenaikan harga kedelai), yang awalnya Rp 4.000/bungkus kemarin (Sabtu, red) terakhir Rp 4.300/bungkus, konsumen udah keberatan padahal saya sebagai pemilik cukup merugi. Ada banyak yang ke pabrik nanya dari konsumen cuman ‘kan bahan bakunya terus naik khususnya kedelai,” bebernya.

Berbeda dengan Kamal, salah satu produsen tahu putih yang berada di kawasan Maruyung, Ujung Berung, Kota Bandung mulai memproduksi tahunya Minggu kemarin agar bisa dijajakan kepada konsumen ke esokan harinya.

“Ini baru produksi lagi, sudah mogok dari hari Jumat lalu karena ada edaran tiga hari libur ke pasar. Tahu yang diproduksi hari ini (kemarin, red) untuk dijual besok (hari ini, red),” ungkap Iwan saat ditemui Jabar Ekspres di pabriknya, Minggu (3/12).

Tinggalkan Balasan