JAKARTA – Densus 88 Antiteror Polri menemukan 12 lokasi pelatihan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) di Jawa Tengah. Para anggota JI dilatih bela diri dan merakit bom.
Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono mengatakan dari 12 lokasi latihan kelompok JI, salah satunya di Desa Gintungan, Ungaran, Semarang, Jawa Tengah. “Kami sudah turun ke lapangan, melihat bagaimana lokasinya yang ada di Semarang,” katanya di Kantor Bareskrim Polri, Senin (28/12).
Dijelaskannya, sasana bela diri di Ungaran tersebut berbentuk rumah vila. Tak hanya bela diri, di sasana juga diajarkan cara merakit bom dan cara menghadapi penyergapan.
“Konsep pelatihan bela dirinya dengan tangan kosong, cara melempar pisau, menggunakan senjata tajam dalam bentuk pedang maupun samurai. Pelatihan merakit bom dan cara penyergapan,” terangnya.
Argo juga menjelaskan, para anggota JI di sasana juga dilatih untuk menjaga kesehatan. Kepala pengajar bela diri dan militer diketahui Joko Priyono alias Karso yang telah ditangkap.
“Karso kemudian merekrut delapan pelatih lainnya dengan syarat tertentu,” ungkapnya.
Biaya pelatihan bela diri dan merakit bom, kelompok JI membutuhkan biaya sekitar Rp65 juta per bulan. “Setiap bulan itu mengeluarkan biaya sekitar Rp65 juta untuk bayar pelatih, makan selama pelatihan, beli obat-obatan dan sebagainya,” katanya.
Dikatakannya, para anggota JI yang dilatih di lokasi tersebut dipersiapkan untuk ke Suriah. “Setelah enam bulan selesai (pelatihan), murid-murid ini siap untuk dikirim ke Suriah,” katanya.
Mereka dikirim ke Suriah untuk bergabung dengan organisasi teroris Jabhah Nusrah. Di sana pun para anggota JI melakukan pelatihan militer. Jabhah Nusrah ini diketahui berafiliasi dengan Al Qaeda.
Saat latihan militer di Suriah, mereka akan dilatih cara menggunakan senjata api laras panjang, pistol, dan bagaimana merakit bom. “(Pelatihan) sebelum diterjunkan untuk melakukan perang sungguhan,” ungkapnya. (gw/zul)