Tomi Mano menyebut waktu yang diberikan sangat mepet. ’’Seandainya hasil rapat exco tanggal 16 Desember itu sesuai manual AFC, pasti waktunya lebih banyak untuk kami persiapkan segala sesuatunya,’’ bebernya.
Orang nomor satu di Pemkot Jayapura itu mengakui kondisi yang ada membuat pihaknya kerepotan dan langsung menggelar rapat internal. ’’Ini berkat dari Tuhan,” ujarnya.
Tidak lupa, Tomi Mano menyampaikan terima kasih atas dukungan publik sepak bola Indonesia atas perjuangan tersebut. ’’Dukungan luar biasa kami dapatkan dari berbagai pihak, termasuk dukungan dan doa masyarakat Papua,’’ katanya.
Berdasar komunikasi internal yang dilakukan tim, mulai manajemen, staf pelatih, hingga pemain dan pimpinan suporter, Stadion Mandala, Jayapura, dipilih menjadi markas tim. Pemilihan Mandala tidak terlepas dari perhitungan matang yang dilakukan.
Di mana, volume dan jarak pertandingan AFC tidak ketat dan padat seperti Liga 1. ’’Sehingga memungkinkan kami bermain di Mandala. Apalagi, kami terlebih dulu harus playoff,” ucapnya.
Di sisi lain, dibatalkannya Persija jadi wakil Indonesia ditanggapi santai oleh pembina Persija Marsekal Pertama Ardhi Tjahjoko. Menurut dia, penunjukan itu memang membanggakan.
Hanya, pihaknya menyayangkan tindakan gegabah yang dilakukan federasi dalam mengambil suatu keputusan yang sangat krusial.
Akibatnya, lanjut Ardhi, penunjukan tersebut membuat pihaknya dihujat sana-sini. ’’Yang notabene Persija tidak tahu sama sekali akan hal tersebut,’’ kata mantan ajudan Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono itu.
Semenjak penunjukan sebagai wakil AFC yang diumumkan PSSI, Persija memang adem ayem. Di media sosial, tim berjuluk Macan Kemayoran itu tidak membuat statement apa pun.
Karena itu, kejadian tersebut harus menjadi pelajaran buat federasi agar ke depan lebih cermat dalam mengambil keputusan. Perihal penunjukan Persipura, pihaknya mendukung penuh. ’’Ini merupakan perwakilan negara untuk bisa berbuat lebih banyak di kompetisi AFC,’’ ucapnya. (bbs/tur)