BANDUNG – Untuk mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka, Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung menargetkan seluruh sekolah SD/SMP harus memiliki sarana protokol kesehatan.
Sekretaris Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Cucu Saputra menyebukan, saat ini sekitar 80 persen sekolah sudah memiliki sarana prokes.
’’Jadi Insya allah kita siap melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) dilihat dari kesiapan sarana prasarana protokol kesehatan,’’kata Cucu kepada Jabar Ekspres ketika ditemui, belum lama ini.
Dia mengatakan, ketersediaan fasilitas sanitasi, tempat cuci tangan, penggunaan masker, dan harus menjaga jaga jarak 1.5 meter nantinya harus diterapkan di setiap sekolah.
Untuk memastikan ketersedian Prokes, sekolah diharuskan mengisi daftar periksa Dapodik.Kemudian nantinya akan dilakukan perencanaan dan pemetaan.
Langkah ini adalah upaya untuk merealisasikan atau menyikapi Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri, yakni Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama (Menag), Menteri Kesehatan (Menkes), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri) tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran pada Semester Genap Tahun Ajaran dan Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Covid-19.
“Secara garis besar ada yang disebut dengan 5S, artinya keputusan (PTM) holistik. Siap pemdanya, siap sekolahnya, siap orang tuanya, siap siswanya, siap gurunya,” jelasnya.
“Kami dari Disdik Kota Bandung ada di domain mana dari lima siap itu, maka lebih mempersiapkan sekolahnya siap tidak,” sambungnya.
Secara nasional, Cucu mengatkan, terdapat instrumen yang harus dipenuhi agar sekolah dinyatakan siap untuk melakukan belajar tatap muka.
’’Instrumen itu disebut dengan daftar periksa yang harus diunggah ke laman Dapodik. Itu semua harus di-upload di Dapodik nasional. Nanti ceklis dari daftar siap itu, tugas kami dari Disdik bagaimana mendorong sekolah agar siap ketika ada keputusan, ok ada tatap muka,” papar Ketua PGRI Kota Bandung itu.
Setelah itu, dilakukan untuk mendapatkan verifikasi mengenai keberadaan sarana dan prasarana. Bahkan, aspek kesehatan siswa juga menjadi poin utama.
’’Jika belajar tatap muka ini diimplementasikan, maka akan ada adaptasi terlewbih dahulu,’’ (ayu/yan)