SUMEDANG – Robohnya atap Geo Theater di Rancakalong membuat Wabup Erwan Setiawan geram. Pasalnya, gedung spektakuler itu, dibangun dengan anggaran yang tidak kecil.
“Kita tidak tebang pilih, kita akan terbuka, siapa yang salah dalam hal ini. Apa konsultannya atau dari kontraktornya, kita akan buka,” kata Wabup kepada wartawan, belum lama ini.
Erwan membandingkan antara gedung bernilai miliaran rupiah itu dengan gubuk kecil yang masih berdiri kokoh di sekitar Gedung Geo Theather.
“Di sabeulahna wae aya saung masih kokoh, anu beak na ngan sabaraha. Iyeu anu beak na miliaran geus ancur deui (Di sampingnya saja ada gubuk masih berdiri kokoh , padahal biayanya tidak seberapa. Ini (gedung, red) yang menghabiskan miliaran sudah hancur lagi,” katanya.
“Masa anggaran miliaran karek sabaraha bulan geus katebak (angin). Komo lamun anggaran na puluhan rebu (Masa anggaran miliaran, baru beberapa bulan sudah roboh tersapu angin. Apalagi kalau nilainya hanya puluhan ribu),” katanya lagi.
Atas kejadian itu, pihaknya memerintahkan Inspektorat Kabupaten Sumedang untuk melakukan audit. “Kita langsung akan terbuka nanti, ketika ketahuan siapa yang salah. Kita akan terbuka kepada pers,” ujarnya tegas.
Seharusnya, lanjut Erwan, pihak – pihak terkait mempertimbangkan kontruksi gedung itu sebelum dilaksanakan proses pembangunan. “Kan ini seharusnya sudah diperkirakan. Daerah itu terbuka, anginnya pasti kencang, di atas gunung seharusnya diperkirakan,” sambungnya.
Apalagi, jika ambruknya atap gedung tersebut sudah menjadi temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), tentunya harus segera ditindaklanjuti.
“Berapa pun, mau satu rupiah, seribu rupiah atau sejuta, sama saja harus ditindaklanjuti. Apalagi ini uang rakyat, harus segera ditindaklanjuti,” katanya.
Karena, menurutnya, segala sesuatu yang bersifat penyimpangan bermula dari hal-hal yang kecil. “Jangan sampai ada temuan (penyimpangan, red) kecil diabaikan, karena jika dibiarkan akan menjadi besar,” terangnya.
Dia meminta tim audit benar-benar melakukan pemeriksaan secara seksama. “Apakah sudah sesuai dengan FS (feasibility study)-ya, apakah sudah benar DED (Detail Engineering Design)-nya? Masa baru sebulan dua bulan sudah hancur,” ujarnya.