Bisnis Menggiurkan Dua Sejoli Hasilkan Pundi Rupiah

CIMAHI – Berawal dari iseng, sepasang sejoli Femy Nurbeti (38) dan Fachri Fachruddin (38) bisa mendulang rupiah. Berbekal kreativitasnya, pasangan suami istri tersebut bisa memproduksi kue tart dengan wajah di permukaan kue atau potrait cake.

Kolaborasi apik pasangan asal Kelurahan Cipageran, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi itu memulai bisnis kue tart sejak tahun 2013 berlabel Mimiku Cookies & Cakes.

Kemudian tahun 2016 tercetus ide memberi hiasan unik dan berbeda pada kue tart pesanan pembeli. Wajah pertama yang dilukis saat itu Ridwan Kamil ketika masih menjabat sebagai Wali Kota Bandung.

“Awalnya mencoba kue tart digambar wajah karena ada permintaan dari pembeli. Tapi momen pertama kali bikin pada saat ulang tahun Kang Emil (Ridwan Kamil) sewaktu masih jadi Walikota Bandung,” ungkap Femi, Rabu (9/12).

Saat itu, kue ulang tahun bergambar Ridwan Kamil itu ia antarkan langsung

ke Pendopo Kota Bandung. “Sayangnya Kang Emil sedang perjalanan ke Korea sehingga kue kita titipkan ke satpam pendopo,” katanya.

Sejak saat itulah kreativitasnya mulai diketahui dan diminati masyarakat. Sebab tak bisa melakukannya sendiri, Femi pun menggandeng suaminya untuk mengembangkan usaha tersebut.

“Banyak konsumen yang minta cake bergambar, sedangkan saya tidak bisa. Jadilah kerja bareng dengan suami yang punya kemampuan menggambar,” terang Femi.

Langkahnya, bolu yang sudah dibuat Femi dihias dengan gambar wajah oleh Fahri, setelah dibuat pola wajah lalu dilakukan pemberian warna menggunakan teknik totol dan arsir.

Detail gambar wajah yang dibuat Fahri nampak sangat mirip dengan foto dari pelanggan. Pengerjaan hiasan untuk kue tart dengan gambar wajah membutuhkan waktu sekitar tiga jam.

Sebab membutuhkan waktu yang agak lama, pemesanan portrait cake dibatasi hanya dua pesanan setiap hari.

“Kita buat kue dan hias menjelang waktu kirim ke pemesan supaya gambarnya tetap bagus,” jelasnya.

Untuk proses penjualan, ia memanfaatkan berbagai media sosial, seperti WhatsApp, Instagram hingga Facebook. Dengan cara daring tersebut, produk ini tetap ramai dibeli meski pandemi Covid-19 berlangsung.

“Alhamdulilah, malah mungkin lebih banyak karena orang-orang malas ke mana-mana sehingga pesan secara online. Meski, dalam usaha ini ya naik turun pesanan menjadi keseharian juga,” tutur Fahmi.

Tinggalkan Balasan