Yakni bagaimana bisa Meng diperiksa di bandara tanpa didampingi pengacara. Apalagi hari itu, di bandara itu, terjadi menyitaan dan pembongkaran terhadap barang-barang elektronik milik Meng. Termasuk mengambil data dari dalam laptop, tablet dan hand phone Meng.
Sulitnya lagi polisi yang di bandara itu bertugas memeriksa Meng kini sudah pensiun. Lalu bekerja di Macau –Tiongkok.
”Deal” di luar hukum itu kini menjadi pusat perhatian dunia. Proses hukum di Kanada itu sendiri belum tentu selesai dalam tiga tahun.
Itu baru pengadilan untuk menentukan apakah Meng bisa diekstradisi ke Amerika atau tidak. Belum ke pengadilan pokok perkaranya. Yang tidak bisa dilakukan di Kanada.
Dan lagi, tujuan melemahkan Huawei ternyata juga tidak tercapai. Boleh dikata juga sia-sia. Huawei tetap bertumbuh –pun dalam keadaan dihantam pandemi. Dalam dua tahun masa penahanan Meng, iPhone justru merosot ke peringkat 4 dunia. Setelah Huawei, Samsung, dan Xiaomi.
Maka inilah menjelang Natal yang mendebarkan bagi Meng dan keluarga besar Huawei.
Sementara menunggu deal itu, Meng tetap harus hanya di rumahnya seharga Rp 70 miliar di Vancouver itu. Dengan gelang pemantau di kakinyi. Dengan suami di sampingnyi: Carlos Liu Xiaozong.
Itulah untuk kali pertama, dalam perkawinan mereka, bisa terus bersama. Selama dua tahun tanpa jeda.
Berarti tidak ada di hidup ini yang sepenuhnya sia-sia.(dahlan iskan)