MANCHESTER – Striker Manchester United Edinson Cavani, meminta maaf terkait komentar dengan istilah Spanyol ‘Negrito’ di akun Instagramnya. Kata Negrito dianggap sebagian pihak berpotensi memicu SARA.
Cavani mengunggah komentar tersebut usai mencetak gol ke gawang Southampton di injury time. gol tesrebut membuat Setan Merah menang 3-2 atau tuan rumah Southampton.
“Komentar itu sebenarnya saya tujukan sebagai bentuk rasa kasih sayang saya pada seorang teman. Postingan itu merupakan tanda rasa terima kasih saya padanya, yang mengucapkan selamat (usai laga tersebut). Tidak ada niatan dari saya untuk menyinggung perasaan siapa pun,” kata Edinson Cavani dalam sebuah pernyataan, yang dikutip dari BBC SPORT, Selasa (1/12).
Kata Negrito bagi sebagian orang, dapat memicu permasalahan yang tidak sedap. Menyadari adanya potensi ke arah SARA, eks striker Paris Saint Germain itu, langsung menghapusnya.
“(Menyadari hal itu) saya lalu kemudian menghapus komentar tersebut, itu setelah mendengar penjelasan bahwa apa yang saya ucapkan, dapat disalah artikan (oleh pihak tertentu). Saya sendiri menentang rasisme. Atas hal itu, saya meminta maaf,” ungkap striker Uruguay itu.
Di Premier League tidak ada ruang bagi diskriminasi. Asosiasi sepakbola Inggris (FA) menyatakan, segala pelanggaran yang terjadi terkait hal ini, salah satunya masalah rasisme, akan dihadapkan pada hukuman larangan tampil di tiga laga. Pihak United sendiri meyakini, jika pemainnya tidaklah pada posisi bersalah.
“Buat kami, sangatlah jelas bahwa tidak ada tujuan buruk dari Edinson Cavani dalam pesannya (di Instagram). Yang bersangukatan sendiri segera menghapus pesan yang dimaksud, setelah informasikan bahwa pesannya tersebut dapat disalah artikan. Edinson telah menyampaikan permintaan maafnya. Manchester United dan seluruh pemainnya menentang keras rasisme,” jelas United dalam pernyataan klub.
Istilah Negrito tersebut pernah digunakan rekan senegaranya, Luis Suarez kepada Patrice Evra pada 2011 silam. Akibatnya mantan pemain Liverpool tersebut didenda 40.000 poundsterling dan dihukum larangan bermain di delapan pertandingan.
Perlu diketahui, masalah rasisme di sepakbola Inggris, tercatat terjadi semenjak era 1970’an. Di era ini, pesepak bola seperti Laurie Cunningham dan Viv Anderson, adalah yang kerap menjadi sasaran tidak menyenangkan orang-orang tak bertanggungjawab. Sementara antara 2018-2019 adalah tahun di mana laporan pelanggaran yang dimaksud, berada pada angka yang memprihatinkan.