Informasi Gempa Megathrust Bantu Warga Selatan Garut

GARUT – Adanya informasi tentang gempa megathrust yang akan memicu tsunami setinggi 20 meter di selatan pulau Jawa sudah beredar luas di kalangan masyarakat Garut Selatan. Khususnya warga pesisir pantai selatan Garut sudah mengetahui informasi tersebut dari berbagai saluran informasi.

Tentang informasi tersebut, sebagian warga menilai sangat membantu dan penting diketahui warga pesisir pantai. Sebab informasi itu menjadi bahan kewaspadaan bagi warga agar lebih siap menghadapi segala kondisi.

Eman (59), warga Kecamatan Cikelet yang sehari-hari berjualan di pantai Karangpapak, Kecamatan Cikelet, mengaku kaget awalnya ketika menerima informasi tersebut. Namun dia berpikir bahwa informasi itu memang sangat membantu.

” Ya memang terkejut tapi ketika mendengar itu menjadi perhatian agar kita siap-siap dan waspada,” ujarnya, (23/11)

Namun demikian, Eman mengatakan, banyak warga yang begitu syok dan panik ketika mengetahui informasi tersebut. Bahkan ada warga yang tinggal di pesisir pantai mengontrak sebuah rumah di daerah dataran tinggi seperti Desa Awas Sagara, Kecamatan Cikelet.

”Jadi ketika ada informasi tersebut, dia mengontrak rumah. Rumah itu tidak ditempati tapi hanya sebagai persiapan saja ketika ada gempa dia langsung lari ke sana. Warga tersebut aktivitas sehari-hari usaha di pesisir pantai ini,” ujarnya.

Ditambah lagi waktu terjadi gempa di Kabupaten Pangandaran, gempa juga terasa di Kabupaten Garut. Ketika gempa di Pangandaran itu cukup membuat kaget warga pesisir pantai karena berdekatan dengan informasi gempa megahtrust.

Eman juga mengatakan, jika sebagian besar warga pesisir pantai mengetahui ketika terjadi tsunami. Warga berkaca kepada tsunami Aceh yang menjadi bencana besar di Indonesia.

”Jadi tsunami itu pasti didahului gempa besar, kemudian air laut menjadi tiba-tiba surut. Seperti itu kejadian di Aceh dulu. Nah sekarang ini kita jangan senang ketika melihat air surut dan berebut ikan. Tapi surutnya air laut itu bisa jadi pertanda akan terjadi tsunami,” ujarnya.

”Maka ketika gempa besar terjadi kemudian air laut surut, yang harus dilakukan berlari secepatnya ke dataran tinggi,” ujar Eman. (fer)

Tinggalkan Balasan