Mungkin Trump juga tidak terlalu mengharap kemenangan. Bisa jadi ia hanya ingin sedikit data: bahwa bisa ditemukan selisih angka. Biar pun tidak mengubah hasil yang penting terbukti ada yang salah hitung. Agar tuduhan curangnya selama ini sedikit ada alasan.
Misalnya ia begitu berkibar ketika akhirnya diakui ada 2.600 suara yang terlewat dihitung di Georgia. Itu akibat mesin yang rewel.
Meski jumlahnya jauh dari selisih kekalahannya tapi Trump menjadi punya bahan untuk berkoar di Twitter-nya.
Apalagi uang yang sudah dibayar oleh Trump itu tidak sepenuhnya hilang. Kalau hasil hitung ulang terbukti mengubah hasil –Trump menjadi menang– uang itu bisa diminta kembali.
Bahkan biar pun Trump tetap kalah uang itu hanya dipakai sebatas biaya penghitungan ulang. Kelebihannya bisa diminta kembali.
Mempersoalkan kecurangan Pilpres lewat jalur hukum sudah mentok. Pengacara sekaliber Rudy Giuliani pun hanya mempermalukan diri saat harus hadir sendiri di ruang sidang pengadilan.
Maka minta hitung ulang adalah upaya terakhir. Sekaligus bisa dipakai gincu untuk sedikit mempercantik bibir.(Dahlan Iskan)