“Kalau sekarang label (status) kita masih oranye tapi angka sudah 183. Kalau masuk 180 sudah merah, dari (level) kewaspadaan ini bahaya,” ujar Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Kota Bandung, Ema Sumarna.
Dia menambahkan, apabila status Kota Bandung masuk ke zona merah maka peraturan Wali Kota Bandung (perwal) tentang adaptasi kebiasaan baru (AKB) harus direvisi. Sebab, saat ini penyebaran Covid-19 di klaster keluarga menyumbang hingga di atas 30%.
“Klaster keluarga meningkat, zona merah juga mendekati. 0,3 lagi ini jangan terjadi kita saat ini 183 minimal 180, kemarin 198 makanya kita terus konsolidasi,” tambahnya.
Ema menilai, tingkat kedisiplinan warga dalam menerapkan protokol kesehatan juga masih abai. Terlebih masih banyaknya kerumunan yang dilakukan oleh masyarakat.
“Bukan kita tidak membolehkan untuk dinamis beraktivitas. Bersepeda silahkan, olahraga silahkan, bahkan bertemu orang-orang silahkan, namun harap jaga sosial distancing. Jangan sampai berkerumun dalam jangka waktu yang lama. Atau pertemuan statis yang dilakukan berkelompok,” ujarnya.
Kendati demikian, kata Ema, pihaknya terus lakukan koordinasi dengan aparat kewilayahan mulai dari Satpol PP, Kecamatan, Kelurahan, RT, RW bahkan warga agar terus saling mengawasi kegiatan. “Jangan sampai kita lengah, dan penyebaran Covid-19 di Kota Bandung terus meningkat,” ucapnya.
Perlu diketahui, skor zona perwilayah memiliki angka yang berbeda, yakni untuk wilayah yang berada di zona oranye skor yang diperoleh berdasarkan 15 indikator penentu zonasi ada dikisaran 1,9 sampai dengan 2,4.
Sementara zona merah atau disebut zona risiko paling tinggi, skor yang didapat yakni 0 sampai dengan 1.8. “Dan Kota Bandung sudah ada di tingkat waspada zona merah,” terangnya.
Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Jabar kembali melakukan update data daerah risiko tinggi penularan virus korona per kabupaten dan kota.
Dari data terbaru per Selasa 17 November 2020, ada 7 daerah di Jabar yang dinyatakan sebagai zona merah atau risiko tinggi penyebaran virus korona.
Selain itu, terjadi peningkatan jumlah konfirmasi positif dan positif aktif virus korona di sejumlah daerah di Jabar, termasuk Kabupaten Bandung dan Kota Cimahi.
Gubernur Jabar Ridwan Kamil menyatakan, jumlah zona merah virus korona mengalami peningkatan pasca libur panjang dan cuti bersama pada akhir Oktober lalu.