MAKASSAR — PSSI kembali memutuskan pembayaran gaji pemain, pelatih, dan ofisial maksimal 25 persen dari kewajiban setiap bulan klub. Berlaku, Oktober hingga Desember 2020.
Akan tetapi, pada Januari atau sebulan sebelum jadwal kompetisi dimulai, maksimal 50 persen untuk Liga 1. Sementara untuk Liga 2 maksimal 60 persen.
Kapten PSM Makassar, Zulkifly Syukur mengatakan, jika memang tim tidak melakukan latihan sama sekali pembayaran 25% sah saja. Tetapi, jika tim sudah lakukan latihan lalu pembayaran masih 25 persen bagi kurang tetap. “Saya pikir itu kurang tepat lagi,” ujar Sul seperti dikutip dari Harian Fajar (Fajar Indoensia Network Grup).
Pemain Sayap PSM Makassar, Bayu Gatra mengatakan, tidak jadi masalah dengan kewajiban itu. “Intinya kewajiban klub tetap ada ke pamain,” tegasnya.
Bayu yang kini mulai merintis bisnis tetap barharap ada ketegasan dari PSSI. Tim yang tidak menepati keeajiban itu diberikan sanksi besar. “Pengurangan wajar, tetapi bukan juga dengan tidak membayar kewajiban,” kata dia.
Kata Bayu, pemain juga harus memaklumi kondisi klub. Begitu pun sebaliknya. Tetapi, bukan berarti keduanya juga saling lepas tanggung jawab, tetap harus ada meski libu.
Sayangnya, manajemen PSM Makassar tidak menanggapi hal tersebut. Saat dihubungi FAJAR, mereka enggan menanggapi. Sebelumnya, klub memang mengandalkan subsidi PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebegai penyelenggara kompetisi Rp800 juta per bulan. Namun, mulai Oktober lalu belum juga dicarikan ke klub.
Direktur Utama PT LIB Akhmad Hadian Lukita mengutarakan, pihaknya tetap akan menghitung mulai Oktober. “Untuk pencairan masih dalam persiapan, kita akui sedikit lambat, untuk itu diharap kerja sama dari klub juga,” tuturnya. (sal/ham)