Dalam pengawasan sungai, ia mengatakan tak hanya bekerjasama dengan aparat TNI saja. Namun, memberdayakan masyarakat sekitar untuk mengawasi.
“Upaya yang maksimal kita pun memberdayakan masyarakat. Ikut mengawasi terhadap pengawasan di industri. Nah sekarang di Citarum banyak tentara. Citarum ini benar-benar dengan pasukannya cukup banyak sejumlah 1.400 orang digelar,” paparnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen membenahi daerah aliran sungai Cilamaya yang melintasi tiga Kabupaten, yaitu Purwakarta, Subang dan Karawang.
Sungai Cilamaya yang memiliki panjang lebih dari 97 kilometer saat ini kondisinya perlu perhatian lebih, sebab air sungai telah tercemar terlebih saat memasuki musim kemarau, hingga mengakibatkan sungai berwarna hitam.
“Jajaran Forkopimda Jabar dan tiga (pemerintah daerah) kabupaten, yaitu Karawang, Purwakarta, dan Subang melakukan susur sungai untuk inspeksi dalam rangka bertekad mengembalikan Sungai Cilamaya menjadi sungai yang bersih dan kembali menjadi sumber kehidupan yang menyehatkan bagi masyarakat,” ujar Gubernur Jabar, Ridwan Kamil belum lama ini.
“Terjadi pencemaran utamanya di musim kemarau, warna sungai bisa sangat hitam, sehingga banyak aspirasi dari masyarakat dan aktivis lingkungan agar kita bisa mengendalikan Sungai Cilamaya seperti Sungai Citarum,” tambahnya.
Adapun DAS Cilamaya sendiri meliputi 8 kecamatan di Kabupaten Purwakarta dengan panjang ruas sungai 75,5 km, 7 kecamatan di Kab. Subang (49 km), dan 7 kecamatan di Kab. Karawang (36,3 km).
Sungai sepanjang lebih dari 160 km ini kerap berwarna hitam, berbusa, dan berbau busuk terutama di musim kemarau. Dengan pencemaran itu, para peternak dan petani di sepanjang Sungai Cimalaya pun kesulitan mencari sumber air. (mg1/drx)