SUMEDANG – Civitas akademika SMP 5 Sumedang pesimis uji coba belajar sistem tatap muka, pada Januari 2021 mendatang. Pasalnya, dari sekian persyaratan yang harus dilengkapi, sekolah bakal terbebani biaya swab yang cukup mahal.
“Dari 11 kewajiban yang diberikan pemerintah, salah satunya ada yang sangat berat, yaitu guru harus di-swab,” ujar Kepala SMP 5 Sumedang Ema Sri Komala kepada Sumeks di kantornya, baru-baru ini.
Kata dia, untuk seorang saja dibutuhkan biaya sekitar Rp 3,5 juta. Sedangkan di sekolah tersebut ada sekitar 75 tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. Jika semuanya dilakukan tes swab, maka cukup besar dana yang harus dikeluarkan.
“Dari mana biayanya? Tapi jika pemerintah mau memasilitasi semua itu, alangkah baiknya. Guru tinggal melaksanakan kegiatan,” ucap dia.
Kendati demikian, pihaknya tetap mempersiapkan semua kelengkapan sarana dan prasarana protokol kesehatan.
Seperti tempat mencuci tangan yang kini telah diperbanyak. “Saat ini baru ada 20 tempat cuci tangan yang dibuat secara permanen dan rencananya akan terus ditambah minimal ada 35 buah atau satu ruangan satu tempat cuci tangan,” jelas Ema.
Bahkan, untuk sarana lainnya seperti handsanitezer, masker dan thermo gun sudah dipersiapkan sejak jauh-jauh hari.
“Kalau untuk para guru, semuanya telah memiliki face shield yang siap digunakan ketika nanti pembelajaran tatap muka diberlakukan,” katanya. (nur)