GARUT – Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) penataan kawasan pariwisata di Kabupaten Garut, Rabu (11/11). Penataan kawasan yang akan menghabiskan anggaran sebesar Rp 82 miliar itu ditargetkan dapat rampung selama 14 bulan. Masyarakat dan wisatawan baru kembali dapat menikmati destinasi wisata Situ Bagendit pada Desember 2021.
Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil mengatakan, penataan Situ Bagendit merupakan bentuk komitmen bersama dari pemerintah pusat, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jabar, dan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut, dalam mengembangkan potensi pariwisata sebagai daya ungkit ekonomi masyarakat. Pengembangan destinasi wisata dilakukan di Kabupaten Garut bukan tanpa alasan. Menurut Emil, Kabupaten Garut sejak lama memiliki keunggulan dalam menarik wisatawan.
”Garut memang sangat indah, di sini kan sebutannya Swiss van Java. Nikmat Allah itu harus ditunjukkan. Kita harus kelola dengan baik,” kata dia, Rabu.
Ia menjelaskan, penataan Situ Bagendit bermuka ketika Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Garut pada 2019 silam. Ketika itu, Jokowi merasa terpesona dengan keindagan alam yang ada di daerah itu, khususnya Situ Bagendit. Dari situlah, rencana penataan kawasan Situ Bagendit mulai berjalan.
Emil mengatakan, penataan Situ Bagendit kali ini dilakukan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melalui PT Adhi Karya sebagai kontraktor. Pengerjaan penataan yang menelan anggaran Rp 82 miliar itu akan berlangsung selama 14 bulan.
”Secepat-cepatnya, masyarakat Garut dan wisatawan akan dapat menikmati pada Desember 2021,” kata Emil
Selama proses penataan kawasan Situ Bagendit berjalan, Emil berpesan kepada kontaktor untuk memberdayakan produsen atau tenaga lokal dalam memenuhi kebutuhan pembangunan. Dengan begitu, dampak dari penataan kawasan itu juga dapat langsung terasa kepada masyarakat di Kabupaten Garut.
Sementara itu, Emil juga meminta Pemkab Garut untuk mulai melakukan pemberdayaan pariwisata kepada masyarakat di sekitar kawasan Situ Bagendit. Sebab, jika Situ Bagendit telah selesai ditata ulang, masyarakat sekitar akan mendapat kesempatan menjajakan produk makanan atau kerajinan mereka kepada wisatawan.
”Radius sekian kilometer dari sini, warga harus diberdayakan. Misalkan dia punya produk apa dikembangkan. Nanti ditampilkan di sini untuk wisatawan,” kata dia.