SUKABUMI – Pemerintah Kabupaten Sukabumi telah mengantisipasi dampak La Nina berupa bencana hidrometeorologi. Di antaranya potensi banjir bandang, tanah longsor, maupun angin kencang atau puting beliung.
Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Sukabumi, Zaenul S, mengaku telah memetakan wilayah rawan bencana. Termasuk memperkuat sinergisitas dengan berbagai unsur serta mempersiapkan berbagai antisipasi dengan matang.
“Kalau pemetaan wilayah sudah lama kita punya itu. Hanya kan bencana tidak bisa diduga kapan datangnya dan di mana tempatnya. Sehingga kalau kewaspadaan pasti selalu kita tingkatkan. Termasuk persiapan-persiapan juga ada. Alhamdulillah, selama ini ketika terjadi bencana bisa kita tangani dengan baik,” jelas Zaenul kepada wartawan, kemarin (3/11)
Sebelumya, Dandim 0607 Sukabumi Letkol Inf Danang Prasetyo Wibowo menerangkan, fenomena alam La Nina yang berakibat pada tingginya curah hujan diprediksi terjadi di Kabupaten Sukabumi. Karena itu, berbagai langkah mulai dari pencegahan, mitigasi, maupun penanggulangan bencana alam harus dipersiapkan dengan baik.
“TNI serta Polri siap membantu pemerintah daerah dalam upaya pencegahan, mitigasi, maupun penanggulangan bencana alam yang mungkin terjadi dengan mengerahkan personel berikut peralatannya sesuai Undang-Undang Nomor 34/2004 tentang TNI, khususnya Bab IV pasal 7 tentang tugas pokok TNI dalam operasi militer selain perang,” terangnya.
Salah satu upaya meningkatkan kesiapsiagaan bencana itu, kata Dandim, pihaknya tengah menginventarisasi personel maupun peralatan. Sehingga, jika terjadi bencana betul-betul telah siap. Menurutnya, Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wilayah dengan potensi bencana yang cukup tinggi.
“Sangat riskan karena kita punya laut pantai dan pegunungan. Kalau saya lihat peta patahan dari BNPB, Sukabumi itu terlewati patahan sehingga ada potensi besar bencana. Tapi kita tidak tahu kapan terjadinya,” terangnya.
Dandim menyebut, pada tahun ini telah terjadi sedikitnya 93 kasus bencana alam. Rinciannya meliputi 33 kali tanah longsor, 33 kali pergeseran tanah, 5 kali banjir, 11 kali kebakaran, dan 11 kali bencana lainnya.
“Dengan curah hujan tinggi, kami fokuskan di lokasi wilayah ketinggian seperti Nagrak, Salabintana, kaki Gunung Salak wilayah Sukabumi Selatan, Cicurug, kawasan Gunung Walat, serta Parungkuda. Di wilayah itu kita siagakan personel,” sebutnya.