BANDUNG– Menstruasi pada wanita ditandai dengan keluarnya darah dari bagian kewanitaan, hal ini merupakan sesuatu yang alami dan menjadi siklus bulanan.
Awal mula siklus ini terjadi saat wanita memasuki usia remaja antara 10-15 tahun. Walau ada beberapa kejadian di mana sudah mengalami menstruasi sebelum usia yang biasanya terjadi, misalkan menstruasi yang keluar di bawah usia 10 tahun.
Tentu bukan sesuatu yang baik, karena remaja yang haid di usia kurang dari 10 tahun, maka perkembangan hormonnya termasuk tidak normal, demikian menurut Frida Soesanti dari Satgas Remaja Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) saat hari Kebersihan Menstruasi Sedunia di Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 2017 yang lalu.
Pada wanita normal siklus menstruasi terbagi ke dalam beberapa fase, yaitu fase menstruasi, fase folikuler, fase ovulasi, dan fase luteal atau sekresi. Keempat fase terjadi akibat adanya perubahan kondisi rahim dan konsentrasi hormon pada wanita. Lebih lanjut tentang fase-fase tersebut akan dibahas berikut ini.
Fase Menstruasi
Fase ini adalah fase pertama, di mana telah terjadi peluruhan pada dinding rahim yang mengakibatkan darah beserta jaringannya keluar dari bagian kewanitaan. Berdasarkan jumlahnya, darah dan cairan lendir yang luruh dan keluar, kira-kira bisa mencapai dua sendok makan atau 28 gr setiap harinya selama kurang lebih 4 sampai 7 hari.
Fase Folikuler
Siklus menstruasi kedua adalah fase folikuler, pada fase ini hormon wanita bekerja sebagai pembawa pesan. Seperti beberapa kelenjar di otak yang saling mengeluarkan fungsinya hingga akhirnya merangsang indung telur untuk membentuk folikel atau sel telur yang belum matang.
Selanjutnya folikel akan terus berkembang dan matang selama kurang lebih 16 hari, hingga kemudian mengeluarkan hormon estrogen yang dapat merangsang dan membuat penebalan di dinding rahim.
Fase Ovulasi
Pada fase ovulasi siklus menstruasi yang terjadi pelepasan sel telur yang dilakukan ovarium, kemudian sel telur yang telah matang menuju ke saluran indung telur. Setelah itu, sel telur akan menempel di tuba falopi, menunggu untuk dibuahi sperma.
Jika tidak ada sperma yang membuahi, maka sel telur akan meluruh dan pembuluh darah serta cairan lendir akan kembali meluruh keluar dari bagian kewanitaan, begitu seterusnya yang terjadi setiap bulan.