SOREANG – Berdasarkan surat dari Badan Metereologo Kilmatologi dan Geofisika (BMKG), Indonesia tengah terjadi fenomena La Nina.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Bandung Ahmad Djohara mengatakan, fenomena ini ditandai dengan peningkatan curah hujan yaitu antara 30 sampai 40 persen dari tahun sebelumnya, disertai angin kencang.
“Otomatis kita harus waspada tentang ini, dan pernyataan BMKG sudah terbukti kan. Beberapa hari yang lalu, kita diguyur hujan terus, dengan cukup deras bahkan di beberapa bagian wilayah, disertai angin kencang. Sesuai dengan pernyataan mereka, ya kita harus waspada,” ungkap Djohara ketika dihubungi Jabar Ekspres, Kamis (22/10).
Menurutnya, peningkatan curah hujan ini kemungkinan akan terjadi pada akhir Oktober dan awal November. Jadi masyarakat harus waspada untuk menghadapi kemungkinan yang terjadi, dari sisi kebencanaan.
“Banjir, longsor, angin puting beliung dan angin kencang, itu kan selalu terjadi didalam pergantian musim ini. Kita sudah mencoba mengantisipasi dan mencoba melihat kembali peta wilayah rawan bencana,” kata Djohara.
Dia mengatakan, bencana banjir terjadi di daerah yang lahannya paling rendah. Namun jika ada banjir yang terjadi di daerah atas, maka potensialnya akan ke banjir bandang.
Selain itu, kewaspadaan terhadap bencana longsor harus ditingkatkan. Terutama untuk masyarakat yang tinggal didataran tinggi dengan kondisi tanah yang labil.
Longsor besar itu mengancam juga di wilayah seperti Cimenyan, atau Pengalengan dan juga Cimaung. Semua wilayah yang punya kondisi lahannya berbukit dan cukup terjal, harus waspada.
Ahmad juga menyatakan, akan mengadakan kegiatan susur sungai di awal November. Pihaknya akan memantau seluruh wilayah Kabupaten Bandung, mulai dari potensi atau kegiatan mitigasi, maupun nanti dalam penanganan evakuasi dan lain sebagainya.
“Kita sudah siap terkait logistik. Tentu kita akan berkoordinasi dengan satuan kerja lain seperti dinas sosial, dinas kesehatan, PDAM dan seterusnya,’’ujarnya.
Kita juga kan memiliki beberapa cadangan peralatan kebencanaan, seperti perahu, makanan siap saji, tenda pengungsi maupun gedung pengungsi yang biasa dipakai, mobil angkutan. Ini sudah kita inventarisir semuanya, bilamana terjadi sesuatu hal yang tidak kita inginkan, kita bisa bergerak cepat,” imbuh Djohara. (yul/yan)