“Saya kenal beliau (Riadi Darwis) betul-betul penulis produktif mulai dari dosen Bahasa Indonesia, namun beliau mengamati dan menulis tentang kuliner tidak berhenti,” tambah Erfin.
Erfin menilai, buku setebal 600 halaman ini dikemas dalam sisi budaya dan keunikan lain dengan pengumpulan naskah kuno dan pengamatan langsung. Sehingga diharapkan dapat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan kuliner dan Kebudayaan sunda
“Bedah buku ini diharapkan jadi motivasi dan inspirasi bagi mahasiswa agar gemar menulis yang dapat memacu produktivitas dibidang kuliner,” pungkas Erfin.
Buku berjudul Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik ini menyatukan perpaduan antara budaya dan kuliner dari Kerajaan Galuh Klasik, Ciamis, yang jarang diketahui oleh masyarakat. Buku ini memuat sejarah dan budaya Sunda khususnya Ciamis yang dikutip dari naskah-naskah kuno, di samping itu buku ini memperkenalkan makanan tradisional khas Ciamis yang dikemas dalam bentuk resep masakan serta cara pembuatannya.
Sementara Buku “Wisata Gua” dan “Perencaan Pariwisata” memiliki tebal masing-masing 300 halaman.
Buku Wisata Gua membahas secara mendalam mengenai keunikan gua yang bisa dijadikan destinasi wisata dengan detil konsep kepariwisataan.
Sedangkan buku Perencaan Pariwisata membahas secara mendalam pengelolaan pariwisata dari konsep hingga menjadi kegiatan pariwisata yang memberikan panduan tepat bagi pelaku pariwisata dalam melakukan perencaan pariwisata di tempat mereka. (*)