Unit Perpustakaan STPB Gelar Bedah Buku Secara Virtual

BANDUNG– Unit Perpustakaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (STPB) gelar Bedah Buku secara virtual melalui aplikasi Zoom selama dua hari yang lalu yakni Selasa dan Rabu 20-21 Oktober 2020. Kegiatan ini dihadiri lebih dari 300 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.

Hari pertama, buku yang dibedah berjudul “Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik” buah karya dosen STPB Dr. Riadi Darwis, M.Pd.

Dalam acara tersebut dihadiri oleh tiga reviewer yang ahli dibidang kuliner yaitu Wakil Direktur Pascasarjana dan Dosen STPB Dr. Atang Sabur, Kaprodi Manajemen Industri Katering FPIPS, Universitas Pendidikan Indonesia Dr. Dewi Turgarini. M.M.Par dan Budayawan Ciamis sekaligus Ketua Yayasan Tapak Karuhun Nusantara Ciamis Pandu Nur Madea.

Hari kedua, buku yang dibahas adalah “Wisata Gua” dan “Perencanaan Pariwisata” buah karya dosen STPB Dr. Hery Sigit Cahyadi.

Turut hadir dalam acara reviewer Plt. Kepala Bidang Zoologi, Pusat Penelitian Biologi, LIPI, Dr. Cahyo Rahmadi, dan dipandu Moderator yang ahli dibidang Pariwisata sekaligus Dosen STPB Eka Paramita Marsongko, M.Sc.

Kepala Perpustakaan STPB Mirza Astriani, S.Sos. mengatakan, bedah buku ini merupakan kegiatan pertama di tahun 2020 yang digelar secara virtual karena situasi dalam masa pandemi COVID-19.

“Bedah buku merupakan salah satu kegiatan utama Unit Perpustakaan. Karena kami sangat mendukung kegiatan literasi. Kami sangat antusias. Di hari pertama ini, dihadiri oleh sekitar 200 lebih peserta. Bagi 120 register pertama diberikan hadiah buku Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik karya Bapak Riadi Darwis,” ujar Mirza.

Kegiatan bedah buku ini sangat menarik karena selain dipresentasikan langsung oleh penulisnya, kajian STPB lebih banyak dan fokus ke industri pariwisata dan kuliner.

“Semoga bedah buku ini memberi banyak manfaat bagi peserta,” pungkas Mirza.

Wakil Ketua I Bidang Akademik STPB Erfin Roesfian, S.Sos., M.Hum mengatakan, buku adalah jendela dunia. Menurutnya, ungkapan bijak tersebut benar adanya.

Dalam sambutannya, “Membaca buku apapun bentuknya dapat menambah wawasan dan mengubah pola pikir menjadi lebih open minded. Bedah buku Khazanah Kuliner Kabuyutan Galuh Klasik ini menjadi suatu usaha pelestarian kuliner di tatar Sunda,” ungkap Erfin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan