Perekonomian Jatinangor Merosot

Sementara itu, Manager Store KFC Jatos Pasaribu mengatakan di masa pandemi Covid-19 terhitung dari Maret sampai Juni, jumlah pengunjung ke KFC berkurang signifikan. Jika hari hari biasa (belum ada Covid-19) per hari bisa menghabiskan 100 sampai 300 ekor ayam, masuk pandemi hanya rata rata 60 ekor ayam.

Jika dikalkulasikan, lanjut Pasaribu, omzet per hari semasa pandemi hanya Rp 9 sampai Rp 12 jutaan, kalau sebelum pandemi omzet per hari bisa Rp 35 jutaan.

Pemilik warung makan masakan Padang, Ade Fahlevi mengatakan lebih memilih tutup lantaran omset menurun sangat tajam. Sebab, tidak ada aktivitas mahasiswa di Jatinangor yang notabene konsumen langganan masakan padang.

”Dari pada buka lebih rugi karena menggaji karyawan dan masakan jadi basi, lebih baik tutup saja. Meskipun risikonya lebih besar karena kontrakan harus tetap dibayar,” katanya.

Dia berharap, pemerintah Kabupaten Sumedang melonggarkan izin tempat usaha dan dibukanya kembali perkuliahan mahasiswa di Jatinangor. (imn)

Dampak Covid:

  1. Mal sempat ditutup 3 bulan
  2. Masa AKB mal dibuka tapi pengunjung merosot
  3. Sejumlah gerai masih tutup
  4. Arena permainan anak belum buka
  5. Bioskop belum beroperasi
  6. Sejumlah rumah makan di Jatinangor Terpaksa Tutup
  7. Mahasiswa masih diliburkan kuliah tatap muka

Tinggalkan Balasan