SUKABMI – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kerentanan bencana hidrometeorologi. Kewaspadaan dilakukan di semua wilayah di kabupaten terluas kedua se-Jawa dan Bali itu.
Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi BPBD Kabupaten Sukabumi, Anita Mulyani, mengatakan curah hujan saat ini diprediksi mulai berangsur tinggi. Kondisi tersebut tentu akan berdampak terhadap meningkatnya potensi kerentanan bencana.
“Pada kondisi cuaca saat ini seperti hujan deras disertai angin kencang, potensi bencana yang mungkin timbul di antaranya tanah longsor, banjir, angin puting beliung, serta pergerakan tanah,” kata Anita, kemarin (13/10).
Potensi bencana itu diwaspadai terjadi di 47 kecamatan di Kabupaten Sukabumi. Sebab, karakteristik di semua wilayah tersebut hampir sama. “Potensinya nyaris merata di semua wilayah,” tuturnya.
Bencana teranyar berskala cukup besar di Kabupaten Sukabumi terjadi pada Senin (21/9) lalu. Meluapnya aliran Sungai Cicatih-Cipeuncit mengakibatkan banjir bandang yang menerjang 12 desa dan 1 kelurahan tiga kecamatan.
Di Kecamatan Cicurug, wilayah yang diterjang banjir bandang berada di Desa Cisaat, Desa Pasawahan, Kelurahan Cicurug, Desa Mekarsari, dan Desa Bangbayang. Di Kecamatan Parungkuda, banjir bandang juga menerjang Desa Langensari dan Desa Kompa. Sedangkan di Kecamatan Cidahu, banjir bandang menerjang Desa Babakanpari, Desa Pondokkaso Tengah,
Desa Pondokkaso Tonggoh, Desa Jayabakti, Desa Girijaya, dan Desa Cidahu.
Akibat bencana itu, dilaporkan terdapat sebanyak 283 unit rumah yang rusak dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 284 kepala keluarga atau 939 jiwa. Selain itu terdapat tiga orang meninggal dunia karena terbawa hanyut banjir bandang. Jasad ketiganya sudah berhasil ditemukan. Terdapat juga 10 orang warga yang mengalami luka.
Data BPBD, rumah rusak ringan terdata sebanyak 151 unit, rusak sedang sebanyak 50 unit, dan rusak berat sebanyak 82 unit. Selain itu, terdapat juga fasilitas umum dan infrastruktur yang mengalami kerusakan terdiri dari 1 unit ruko rusak berat, 1 unit TPT rusak berat, 7 unit jembatan rusak berat, 1 unit jembatan rusak sedang, 1 unit jembatan terancam, 1 bendungan rusak berat, 1 unit pipa air bersih rusak berat, dan 1 unit musala rusak berat.