BANDUNG – Kepala Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Bandung Gin Gin Ginanjar menuturkan, untuk menanggulangi kasus stunting akan menerapkan program Buruan Sae.
Menurutnya, program itu sebetulnya sebagai pelengkap dari yang sudah ada. Dan akan dijalankan di 15 kelurahan pada Oktober 2020 nanti.
Untuk memantapkan program itu, pihaknya sedang melatih tim pendampingan bersama komunitas setempat.
’’Kita sekarang sedang melakukan pelatihan, sosialisasi, pendampingan, terhadap komunitas yang ada di 15 kelurahan itu,” ujarnya di Sekemala Integrated Farming, Kota Bandung, Selasa (29/9).
Gin Gin memeparkan, secara teknis program Burua Sae akan disiapkan lahan untuk membudidayakan ikan atau ternak dan tanaman untuk memenuhi kebutuhan gizi warga.
Pelatihan diberikan mulai dari pengolahan lahan hingga pemanfaatan hasil dari budidaya.
’’Kita punya tenaga penyuluh, dimulai bagaimana cara mengolah lahan, bagaimana untuk menyiapkan benih dan bibit, bagaimana nanti cara menanam, kemudian nanti memproduksinya,’’kata dia.
Gin Gin mengatakan, sejauh ini terdapat 22 Buruan Sae di Kota Bandung yang mengusung konsep integrated farming atau pertanian terpadu.
“Sebetulnya sudah ada keterwakilan Buruan Sae, tapi memang belum intens. Karena sebelum ini (buruan sare) konsepnya urban farming, masyarakat menanam sayuran nah ini ditambah budidaya perikanan dan ternak,” tuturnya.
Dia menambahkan, salah satunya Buruan Sae yang sudah dikembangkan adalah di Kelurahan Cigiringsing, termasuk di kantor Kecamatan Ujungberung.
’’Dinas Kesehatan sendiri sebelumnya telah menetapkan sebanyak 15 Kelurahan sebagai prioritas lokus stunting di Kota Bandung pada 2020,’’pungkas Gin Gin. (mg7/yan)