BANDUNG – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Provinsi Jawa Barat (Jabar), Uung Kusmana mengatakan populasi penduduk di Jabar pada 2020 akan diprediksi mencapai 50 juta jiwa.
“Saat ini sensus penduduk tengah berlangsung dan di sinyalir penduduk Jawa Barat pada saat ini sudah menembus 50 juta penduduk,” ucap Uung di Bandung, Kamis (10/9).
Maka dari itu, kata Uung, sangat penting bagi seluruh lapisan masyarakat untuk memahami akan bahaya dampak buruk yang bisa terjadi. Salahsatunya permasalahan sosial.
“Ini harus kita perhatikan secara serius serta di kendalikan angka kelahirannya. Karena jika tidak dapat memicu berbagai permasalaha sosial lainnya,” katanya.
Uung menjelaskan, dari 50 juta penduduk Jabar lebih dari 12,5 juta di antaranya merupakan generasi milenial. Pun di pastikan akan semakin melonjak ketika generasi penerus bangsa tersebut menikah dan memiliki keturunan.
Kendati begitu, terang dia, perlu adanya pengawasan, pengontrolan dan edukasi bagi masyarakat untuk memahami pentingnya berencana sebelum menikah.
“Jika mereka menikah dan memiliki 2 anak saja sudah mencapai hampir 25 juta penduduk. Jika hal ini tidak di kontrol masalah sosial seperti, garis kemiskinan, sulitnya lapangan pekerjaan tidak akan bisa di putus, maka penting bagi generasi muda untuk berencana sebelum menikah, karena berencana itu keren,” terangnya.
Untuk itu, dia berharap, ada kesadaran dari masyarakat akan bahaya dan dampak buruk tentang hal ini. Sehingga masyarakat bisa memahami akan pentingnya berencana dan merubah pola fikir menikahkan anak di usia dini.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jaba, Dyah Anugerah Kuswardani menargetkan akan merampungkan sensus penduduk (SP) tingkat Jabar September 2020 ini.
Menurutnya, rangkaian kegiatan sensus penduduk tahun 2020 sebetulnya sudah dimulai sejak tahun 2019 lalu. Akan tetapi tingkat kesuksesannya, ditentukan pada bulan september tahun 2020. Bisa dipastikan seluruh penduduk Jawa Barat tercatat sesuai domisilinya.
Ia menjelaskan, SP untuk ini memusatkan satu data kependudukan warga Indonesia khususnya di Jabar, dengan mengumpulkan data penduduk berdasarkan jenis kelamin, status keberadaan secara de jure dan de facto. Serta kepemilikan Nomor Induk Kependudukan (NIK).