CIMAHI – Sejumlah harga sayuran di tingkat pasar tradisional Kota Cimahi ada yang mengalami kenaikan. Hal ini terjadi karena pasokan mengalami pengurangan.
Selain itu, musim kemarau disebut menjadi pemicu naiknya harga. Selain itu, suhu udara panas dan keterbatasan air di musim kemarau ini juga telah membuat kualitas sejumlah jenis sayuran jadi menurun.
Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Cimindi, Asep Rohendi menuturkan, harga sayuran mengalami kenaikan sejak dua pekan lalu. Bahkan, para pedagang memprediksi kenaikan masih akan terjadi ke depan mengingat musim kemarau diprediksi masih akan terjadi.
“Iya mulai ada lonjakan untuk komoditas tertentu. Kenaikannya sudah berjalan dua minggu. Rata-rata kenaikannya sekitar 30 persen,” ungkap Asep, Kamis (10/9)
Sayuran yang mengalami kenaikan, kata Asep, diantaranya buncis dari semula Rp 6 ribu/kg sekarang naik menjadi Rp 8 ribu/kg, kacang merah dari Rp 17 ribu/kg, sekarang naik menjadi Rp 20 ribu/kg. Kemudian Harga cabai merah juga mulai naik dari Rp 10-15 ribu/kg, sekarang di kisaran Rp 17-22 ribu/kg.
“Untuk cabai rawit merah harga stabil di kisaran Rp 15-20 ribu/kg. Yang lagi turun cabai gendot sama cabai kriting hijau,” bebernya.
Dijelaksan Asep, kenaikan harga sejumlah sayuran ini dipicu musim kemarau, yang menyebabkan pasokan air berkurang untuk menyiram sayuran berkurang. Kondisi tersebut tentunya berdampak terhadap kualitas sayuran.
Disebutkan Asep, kenaikan juga dipicu anjloknya harga beberapa sayuran sebulan kebelakang, seperti harga tomat di pasar induk Caringin yang sampai dijual Rp 800/kg
“Salah satu penyebabnya, petani enggan menanam sayuran yang harga jualnya anjlok, dan hampir semuanya kompak tidak tanam, sehingga menyebabkan ketersediaan barang berkurang. Sekarang harga tomat anjlok, diperkirakan sebulan ke depan akan sebaliknya,” ungkap Asep
Ia pun memperkirakan sejumlah komoditi sayuran akan terus mengalami kenaikan, mengingat musim kemarau masih berlangsung. “Biasanya untuk komoditas cabai-cabaian akan mengalami kenaikan yang cukup signifikan di medio Oktober-Desember. Dan secara keseluruhan semua komoditas sayuran akan naik, karena pasokan yang berkurang,” ungkap Asep.
Berdasarkan hasil pemantauan perkembangan musim kemarau yang dilakukan BMKG Bandung, hingga akhir Agustus 2020 menunjukkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia atau sekitar 87 persennya sudah mengalami musim kemarau.