LEMBANG – Hutan di kaki Gunung Tangkuban Parahu, Kabupaten Bandung Barat (KBB), mengalami kebakaran pada Selasa (8/9) sore.
Lokasi kebakaran tersebut tepatnya berada di area hutan milik Perhutani petak 44 a area Resot Pemangkuan Hutan (RPH) KPH Bandung Utara. Total luas lahan yang terbakar mencapai 5000 meter persegi.
Perhutani KPH Bandung Utara menduga kebakaran tersebut berasal dari hembusan gas alam Gunung Tangkuban Parahu yang menyebabkan terbakarnya ilalang dan tumbuhan kering di sekelilingnya.
Kepala Subbidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat pada PVMBG, Nia Haerani, mengungkapkan saat ini aktivitas dari Gunung Tangkuban Parahu terpantau masih normal.
Aktivitas kawah gunung yang berbatasan dengan Kabupaten Subang itu hanya terkonsentrasi di tiga kawah utama, yakni Kawah Ratu, Domas, dan Upas. Pihaknya belum bisa memastikan apakah gas bumi jadi penyebab kebakaran tersebut belum bisa dipastikan.
“Apakah gas bumi jadi penyebab kebakaran itu belum bisa dipastikan. Karena aktivitas Tangkuban Parahu masih normal, tidak ada kenaikan gempa vulkanik, sejauh ini hanya gempa hembusan,” ungkap Nia saat dihubungi, Rabu (9/9).
Jika melihat hembusan gas alam dari rekahan di sekitar lokasi kebakaran, dirinya menduga gas tersebut berasal dari aktivitas permukaan, bukan dari aktivitas dalam bumi.
“Kalau dilihat laporannya, dugaan awal itu aktivitas permukaan. Kalau ada gas dari bumi itu kan butuh suhu yang sangat tinggi, sementara dari Tangkuban Parahu pun tidak ada kenaikan aktivitas,” jelasnya.
Pihaknya belum bisa melakukan pemeriksaan gas alam tersebut sebab belum ada pengajuan dari pemerintah daerah atau pihak terkait.
“Rencana mengirimkan tim harus koordinasi dulu dengan pimpinan, karena belum ada juga permohonan pemeriksaan dari pihak terkait,” tandasnya.
Sementara itu, Perhutani KPH Bandung Utara berhasil memadamkan api beberapa jam setelah titik api pertama terlihat. Untuk mengantisipasi munculkan titik api baru, Petugas Polisi Hutan (Polhut) telah melokalisir lokasi kebakaran dan membuat ilaran api.
“Kita sudah lokalisir, khawatir kebakaran terjadi lagi. Tapi pagi pun petugas mengecek lagi lokasi dan menyemprotkan air dengan jet shooter untuk pendinginan,” ucap Administratur Perhutani KPH Bandung Utara, Komarudin. (mg6/yan)