JAKARTA-Pernyataan Ketua DPP PDIP Puan Maharani berdampak pada kontestasi politik Pilkada. Di Sumbar, PKB dan PDIP sempat berkoalisi dalam mengusung pasangan calon (paslon) gubernur. Ternyata umur koalisi itu hanya sehari.
PKB mencabut dukungannya terhadap paslon gubernur-wakil gubernur yang sebelumnya sama-sama diusung PDIP. Yakni, Mulyadi-Ali Mukhni. Lantas sehari berikutnya dukungan itu dialihkan kepada paslon lain, Irjen Fakhrizal-Genius Umar.
Ketua DPW PKB Sumbar Febby Dt Bangso mengatakan, pihaknya terpaksa mengalihkan sikap politik di Pilgub Sumbar. Perubahan sikap politik itu atas desakan tokoh masyarakat dan niniak mamak. “Situasi tidak memungkinkan kita bersama (PDIP) dalam pilgub ini,” ujar Febby, dilansir dari JawaPos.com, Jumat (4/9).
Sebagaimana diketahui, di Pilgub Sumbar PDIP mengusung paslon Mulyadi-Ali Mukhni. Paslon itu awalnya diusung Partai Demokrat dan PAN. Lantas, Rabu (2/9) PDIP pun ikut bergabung dan mengusung Mulyadi-Ali Mukhni. Pada hari yang sama, PKB pun menyerahkan rekomendasi kepada Mulyadi-Ali Mukhni di Jakarta. Surat rekomendasi itu diserahkan oleh Ketua DPP PKB Abdul Halim Iskandar.
Dengan adanya Demokrat, PAN, PDIP, dan PKB, terdapat 26 kursi DPRD yang mengusung Mulyadi-Ali Mukhni. Sementara syarat minimal partai untuk bisa mengusung paslon hana 13 kursi.
Pada Kamis (3/9) malam, ternyata PKB menyerahkan lagi surat rekomendasi kepada pasangan Irjen Fakhrizal-Genius Umar. Rekomendasi itu diserahkan juga oleh Ketua DPP PKB Abdul Halim Iskandar dan disaksikan Ketua DPW PKB Sumbar Febby Dt Bangso.
“Surat rekomendasi sebelumnya kami cabut. Jadi DPP mengeluarkan tiga SK. Pertama SK untuk Mulyadi-Ali Mukhni. Kedua, SK mencabut dukungan terhadap Mulyadi-Ali Mukhni. Dan ketiga, SK rekomendasi untuk mengusung Irjen Fakhrizal-Genius Umar,” kata Febby. (bbs/tur)