SUMEDANG– Musyawarah Daerah (Musda) X Partai Golkar Sumedang, menuai kekecewaan sejumlah pihak. Salah satunya, ada kandidat yang merasa dirugikan atas perhelatan internal lima tahunan tersebut. Yakni, Yogi Yaman Santosa.
Sekretaris DPD Golkar periode lalu itu, mengaku akan menggugat hasil musda ke Mahkamah Partai. Dia mengklaim, ada kecurangan dalam pelaksanaan Musda yang digelar di Bandung, beberapa waktu lalu.
Saat ini, Yogi dan tim tengah mengumpulkan sejumlah barang bukti. Salah satunya, dua surat tugas dari DPD Partai Golkar Jawa Barat yang, dinilai janggal.
“Sejak awal, kepanitiaan Musda juga sudah memperlihatkan bahwa posisi panitia Musda tidak netral,” kata Yogi kepada wartawan,. Baru-baru ini.
Bahkan, lokasi Musda yang tiba-tiba berpindah tempat ke Bandung, menurutnya, sebuah isyarat ada permainan tingkat Provinsi.
«Lebih-lebih dengan keputusan tim verifikasi dan SC. Bahwa dukungan ke Sidik Jafar sebanyak 21 pemegang suara, saya sendiri 11 dan Sonia Sugian memiliki satu dukungan,» katanya.
Sementara para pengurus kecamatan (PK) yang memberi dukungan ganda, ujar Yogi, tidak pernah diverifikasi, untuk menentukan kepastian dukungannya, terhadap salah satu calon ketua.
«Saat kita konfirmasi juga, SC enggan membuka berkas dukungan, apalagi sampai memperlihatkannya,» terang Yogi.
Sebagai pemilik 11 dukungan suara, Yogi optimis akan maju ke tahap pemilihan. Karena secara aturan main, Sekretaris DPD Partai Golkar itu sudah mengantongi 30 persen dari total hak suara. «Namun lagi-lagi Jabar bersikukuh menolaknya dengan dalih mengacu pada hasil verifikasi,» ungkapnya kesal.
Bahkan, saat dia meminta data dari seluruh kecamatan yang memberi dukungan kepada masing-masing calon ketua, panitia keberatan atas permintaannya itu. «Mereka hanya menyebutkan angka saja,» katanya.
Atas dugaan kecurangannya itu, Yogi tengah menyiapkan sejumlah alat bukti, untuk disampaikan dalam gugatannya nanti. Namun, apapun hasilnya, saya akan menerima dan akan tetap solid di Partai Golkar,” tandasnya seraya. (nur)