SUBANG-Berbulan-bulan melaksanakan sekolah daring atau belajar online, kini mulai dikeluhkan siswa-siswi di Kabupaten Subang. Selain membosankan dengan belajar online, bahkan membuat sulit mencerna pelajaran. Hal itu dikemukakan oleh siswi SMA Aliyah Sagalaherang, Hetty dan Rani yang ditemui oleh Pasundan Ekspres, Rabu (26/8) ketika sibuk mengerjakan tugas onlinenya di Pendopo alun-alun Sagalaherang.
Menurut Rani, setelah lebih dari 2 bulan belajar online, dirinya mengaku setiap pelajaran yang diterangkan oleh guru tidak bisa langsung dimengerti. Berbeda dengan belajar secara tatap muka.
“Iya kalau online pelajarannya susah dimengerti, terus kadang-kadang kita suka malah fokus main medsos,” Kata Rani.
Heti juga mengungkapkan hal yang sama. Heti mengaku sudah mulai rindu sekolah tatap muka seperti biasanya. Selain itu, Heti berharap sekolah tatap muka bisa segera digelar di Kabupaten Subang.
“Kalau di rumah saya kebetulan sinyalnya susah. Jadi, kalau mau belajar online tuh harus nyari-nyari sinyal dulu. Ya pokoknya, sudah kangen mau belajar tatap muka,” ungkapnya.
Wakil bupati Subang Agus Maskur menjelaskan, terkait sekolah daring yang masih berlangsung di Kabupaten Subang. Menurutnya, hal tersebut dilakukan masih dalam rangka pencegahan penularan Covid-19. Wabup mengklaim, pemberlakuan sekolah daring di Kabupaten Subang sudah sesuai dengan arahan dari Kemendikbud RI. “Kelemahan dan kekurangannya tentu ada pada saat siswa melaksanakan sistem pembelajaran secara daring. Akan tetapi, prioritas kita di tengah pandemic adalah menjaga putra-putri kita, agar tidak terpapar Covid-19. Kita tidak ingin muncul kluster sekolah, ketika kita melaksanakan pembelajaran secara tatap muka,” jelasnya.
Agus Maskur juga menjelaskan, pembelajaran secara daring oleh Pemerintahan Kabupaten Subang selalu dievaluasi secara berkala, hal ini ini untuk mengantisipasi kekurangan dan kelemahan pembelajaran secara daring.(idr/vry)