Polemik Naturalisasi Pemain Asing

JAKARTA – Menteri Pemuda dan Olahraga (Menora) Zainudin Amali akhirnya buka suara soal polemik naturalisasi pemain muda asal Brasil yang diduga akan diperbantukan di timnas U-19 untuk Piala Dunia U-20. Menurutnya, naturalisasi adalah bagian dari rencana pembinaan yang dilakukan oleh klub.

Zainudin mengatakan, regulasi yang ada di PSSI tentunya tidak melarang hal tersebut. ”Klub tentunya punya pertimbangan jangka pendek, menengah, dan panjang dalam perencanaan klub masing-masing,” kata Zainudin kepada wartawan.

Menpora menambahkan, pada prinsipnya naturalisasi bukan hal yang diharamkan. Tidak hanya di sepak bola, proses perpindahan kewarganegaraan juga dilakukan beberapa cabang olahraga lainnya. Namun, proses naturalisasi tentunya harus dilakukan sesuai prosedur perundang-undangan dan jangan sampai menimbulkan polemik dan konflik kepentingan.

Keinginan klub akan dipertimbangkan oleh pimpinan cabor masing-masing sebelum diajukan ke pemerintah dan harus disetujui oleh DPR karena menyangkut kewarganegaraan seseorang. ”Proses naturalisasi juga sudah dilakukan beberapa cabor. Bahkan sudah ada proses naturalisasi untuk tiga orang dari cabor sepak bola dan basket,” ujarnya.

Isu naturalisasi ini sendiri muncul setelah lima pemain asal Brasil tiba di Indonesia. Kelimanya kini tersebar di tiga tim Liga 1 2020. Mereka adalah Henrique Bartoli Jardim, Gilherme Correa Grillo (Arema FC), Thiago Apolina Pereira dan Maike Henrique Irine De Lima (Persija), dan Robert Junior Rodrigues Santos (Madura United).

Sementara Direktur Teknis PSSI Indra Sjafri membantah kalau PSSI mempunyai program untuk melakukan naturalisasi pemain guna Piala Dunia U-20 pada 2021. Indra menegaskan kalau itu merupakan inisiatif klub tanpa ada kaitannya dengan PSSI.

Menurut Indra, belajar dari kasus Ezra Walian, PSSI ke depannya tidak akan asal-asalan mengubah status kewarganegaraan seseorang. Menurutnya, pemain yang bisa masuk ke timnas dilihat dari kualitas permainan, bukan dilihat dari pemain asing. ”Jaminan yang masuk timnas itu kualitas, bukan hidung mancung atau rambut cokelat. Yang paling utama, pemain yang akan dinaturalisasi itu harus punya kualitas,” kata Indra saat dihubungi JawaPos.com.

Selain syarat itu, Indra menambahkan, si calon pemain juga harus warga negara Indonesia (WNI). Tanpa paspor Indonesia, pemaim tidak akan bisa bermain di turnamen AFC dan FIFA. ”Kalau pun ada paspor Indonesia, jika pemain sudah main di timnas di negara asal, itu harus menunggu minimal dua tahun,” jelasnya.

Tinggalkan Balasan