Pesawat Gatotkaca Berakhir di Museum

Pesawat ini akan menjadi monumen, pertanda bahwa Indonesia mampu membuat pesawat terbang dengan teknologi canggih, yakni fly by wire.

Pesawat N250 merupakan masterpiece Presiden ke-3 Republik Indonesia Prof Dr Ing H Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng, yang berhasil membuktikan bahwa anak bangsa mampu memproduksi pesawat terbang.

“Selamat beristirahat, N250 Gatotkaca,” kata Dispen TNI AU

Pesawat N250 merupakan karya Presiden ke-3 RI BJ Habibie yang dibangun oleh PT Industri Pesawat Terbang Nurtanio (sekarang PT Dirgantara Indonesia). Kode N pada pesawat yang dinamakan Gatotkoco itu menandakan bahwa desain, produksi, dan perhitungannya dikerjakan di Indonesia.

Sayangnya, kesuksesan itu tak membuat N250 menjadi pesawat komersil. Pesawat itu harus rela berdiam di dalam hanggar karena tak kunjung memiliki izin terbang.

Industri penerbangan yang dirintis oleh Habibie terhalang oleh krisis moneter 1998. Pemerintah saat itu meminjam dana kepada Dana Moneter Internasional (IMF) sebesar US$5 miliar untuk mengatasi krisis.

Namun, IMF memberikan syarat bahwa pemerintah tak boleh lagi memberikan subsidi kepada IPTN atau PTDI jika ingin mendapatkan pinjaman tersebut.

Mau tak mau, pemerintah pun tak lagi memberikan bantuan kepada IPTN atau PTDI yang saat itu sedang menyelesaikan proyek pesawat N250 PA01 Gatotkaca. Padahal, pesawat tersebut sedang menjalani uji terbang akhir guna mendapatkan sertifikat layak terbang dari Federation Aviation Agency Amerika Serikat.

Serupa dengan N250. pesawat jet N2130 juga hanya sebatas menjadi prototipe. Padahal, pesawat itu digadang-gadang menjadi pesaing pesawat komersil buatan Airbus dan Boeing jika berhasil diciptakan.

Sedangkan pesawat asli buatan dalam negeri lain yang belum jelas nasibnya adalah pesawat N219. Sejak berhasil melakukan penerbangan perdana pada 2017, pesawat rancangan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional dan PT DI itu seolah bakal bernasib sama seperti N250 dan N2130.

Terakhir, N245 dan R80 warisan Habibie dicoret dari daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) oleh rezim Joko Widodo. Kedua pesawat itu digantikan oleh proyek pengembangan drone. (bbs/drx)

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan