Kerja Keras Dibayar Janji

Sejumlah tenaga kesehatan di RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya saat menagih janji pemerintah soal insentif Covid-19 yang tak kunjung cair melalui sebuah tulisan tepat di bagian belakang hazmat.
Sejumlah tenaga kesehatan di RSUD dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya saat menagih janji pemerintah soal insentif Covid-19 yang tak kunjung cair melalui sebuah tulisan tepat di bagian belakang hazmat.
0 Komentar

BANDUNG – Uang insentif yang tak kunjung cair membuat geram sejumlah tenaga kesehatan (nakes) yang menangani pasien Covid-19. Bahkan, saking jengkelnya, para nakes nekat mencoreti bagian belakang baju hazmat yang mereka pakai dengan tulisan-tulisan berbau curhat. Hal itu dilakukan petugas pemulasaraan jenazah, Kamar Mayat RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya.

Menanggapi kejadian tersebut, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani, mengatakan kewenangan pemberian insentif bagi petugas yang menangani pasien atau jenazah pasien Covid-19, di luar tenaga kesehatan, diserahkan kepada setiap pemerintah kabupaten dan kota.

Pemerintah Provinsi Jawa Barat sendiri, tegas dia, telah menganggarkan untuk tenaga kesehatan yang menangani kasus Covid-19. Insentif tersebut telah diserahkan kepada setiap tenaga kesehatan yang berhak mendapatkannya.

Baca Juga:KCJB Telah Makan KorbanMiris! Raturan Siswa Putus Sekolah

“Untuk di provinsi memang sudah dianggarkan dan sudah dibayarkan untuk Maret sampai Mei. Sementara, untuk petugas pelayanan di kabupaten atau kota, di luar tenaga kesehatan, diserahkan kepada pemda masing-masing,” katanya, Kamis (20/8).

Terpisah, Yuri Rahman, salah seorang nakes di RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya mengungkapkan, aksinya tersebut merupakan bentuk protes lantaran para nakes sudah begitu sabar menunggu uang insentif yang telah dijanjikan.

“Hingga saat ini, kami belum menerima insentif sehingga kami harus melakukan seperti ini sebagai bentuk curhat kesabaran kami. Padahal kami masuk tim penanganan Covid-19,” kata Yuri.

Mayat RSU dr Soekardjo yang terlibat penanganan Covid-19 sebanyak 10 orang.

Terdiri dari satu koordinator, satu ustaz, satu penyemprot disinfektan dan sisanya adalah tenaga pelaksana. Semuanya merupakan tim pemulasaraan jenazah Covid-19.

“Kami berharap uang insentif bagi kami bisa segera cair. Baik dari pemerintah pusat atau Pemkot Tasikmalaya, yang penting bagi kami keterima. Anak dan istri sudah menunggu,” ujar Yuri.

Wakil Direktur RSU dr Soekardjo, Kota Tasikmalaya, Deni Diyana, menegaskan, para petugas kamar mayat merupakan petugas garda terdepan penanganan Covid-19.

Pasalnya, dalam melaksanakan tugas memulasar jenazah Covid-19, mereka melakukan kontak dengan tubuh jenazah, sehingga sangat berisiko tinggi terpapar.

Baca Juga:Happy Hypoxia Ancam Kematian Pasien Covid-19Polres dan Kodim Cimahi Salurkan 2 Ribu Paket Sembako

“Mereka termasuk petugas berisiko tinggi terpapar saat bertugas. Tapi kami prihatin uang insentif dari pemerintah pusat bagi mereka tidak turun,” kata Deni.

0 Komentar