BANDUNG – Memasuki Industri 4.0, Kota Bandung menjadi kota pertama di Indonesia yang mengimplementasikan teknologi Internet of Things (IoT) berbasis hybrid (satelit dan GSM) dengan meluncurkan platform pintar bernama Papatong.
Platform tersebut merupakan upaya dari Pemkot dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik. Uji coba platform IoT berbasis hybrid ini dilakukan di Bandung Command Center (BCC) di Balai Kota Bandung, Senin (17/8).
Arsitektur implementasi IoT berbasis hybrid melalui platform Papatong dengan fungsi sebagai data viewer dan data capture serta analitik, sehingga seluruh kinerja layanan publik di seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Kota Bandung dapat diketahui secara realtime.
Platform ini secara otomatis akan menerjemahkan laporan dari sensor-sensor yang ditempelkan pada benda-benda fisik yang ingin dikontrol dari jarak jauh, kemudian hasilnya dianalitik secara digital dan realtime.
Sementara itu, konsep visual yang tampak pada layar monitor dari platform tersebut berbasis geospasial, yakni menampilkan gambar suatu ruang di atas permukaan bumi berasal dari citra satelit, secara realtime.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengatakan perkembangan teknologi komunikasi sebagaimana diketahui berkembang sangat cepat dan era Industri 4.0. Sehingga pengimplementasian IoT tidak bisa dihindari lagi.
”Mau atau tidak, fase era Industri 4.0 ini harus kita masuki. Termasuk Kota Bandung yang dikenal sebagai kota pintar, kota jasa dan layanan. Hari ini, Kota Bandung coba melompat jauh, yakni dengan mengimplementasikan IOT untuk kebutuhan peningkatan kualitas layanan publik,” ujarnya kepada wartawan di Balai Kota Bandung, Selasa (18/8).
Lebih jauh Oded mengatakan penerapan teknologi IOT berbasis hybrid ini sekaligus menjadi yang pertama di Indonesia. Sehingga dia berharap dapat bermanfaat bagi kebutuhan layanan publik atau warga Bandung.
”Karena dengan IoT ini, sudah semakin sedikit adanya campur tangan manusia. Semua digerakkan oleh mesin ke mesin. Sehingga semua layanan publik akan lebih transparan, cepat, efisien, hemat biaya, terukur dalam tata kelola pemerintahan,” ungkapnya.
Berdasarkan penuturan Oded, para ahli IoT dalam implementasi ini melibatkan sekolompok anak-anak Bandung yang tergabung dalam komunitas Bandung Economic Empowerment Center (BEEC).