BANDUNG – Selama masa Pandemi Covid-19 layanan online Dinas Kependudukan dan Catatan sipil (Disdukcapil) Kota Bandung meningkat tajam.
Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan Disdukcapil Kota Bandung Wuryani mengatakan, pelayanan berbasis daring (online) sebtulnya sudah ada sejak sebelum Pandemi covid-19. Namun, waktu itu masyarakat belum begitu tertarik menggunakannya.
’’Nah sekarang layanan ini jadi pilihan utama masyarakat untuk mengurus administrasi kependudukan,’’kata Wuryani kepada wartawan ketika ditemui di Bali Kota Bandung, Kamis (13/8).
Dia menyebutkan, sejauh ini terdapat peningkatan jumlah masyarakat yang menggunakan layanan online. Biasanya sehari 15 orang. Selama Pandemi Covid-19 per harinya bisa mencapai 150-200 orang.
’’Lompatannya jauh, sekalipun belum bisa menyamai pada saat masih menggunakan pelayanan mobil keliling,” ungkapnya.
Wuryani menambahkan, Pelayanan online ini memberikan keleluasaan bagi masyarakat untuk mencetak sendiri dokumen yang diperlukan, seperti Kartu Keluarga (KK) ataupun akte kelahiran.
“Tidak harus mereka mengeluarkan waktu, uang, mereka harus datang ke tempat pelayanan,” tuturnya.
Bagi masyarakat yang tidak memiliki akses untuk melakukan proses pembuatan maupun pencetakan dokumen, terdapat empat titik yang bisa dikunjungi untuk melakukan pencetakan itu.
“Kalau yang bersangkutan tidak memiliki fasilitas daring, kita punya Gerai Layanan Istimewa (Geulis), antara lain Festival CityLink, BTC Mall, Metro Indah Mall dan kantor DPRD Kota Bandung,” paparnya.
Untuk layanan ini dia mengaku telah melakukan sosialisasi terkait pembuatan dokumen kependudukan secara daring melalui berbagai platform.
’’Mulai dari media sosial seperti facebook, instagram, twitter, whatsapp, dan youtube. Tak hanya itu, media cetak dan elektronik juga menjadi salah satu sarana dalam melakukan sosialisasi,’’kata dia. (mg7/yan)
Kendati demikian, Wuryani menilai sejauh ini kesadaran masyarakat untuk mengurus maupun memperbarui dokumen kependudukan masih belum signifikan.
“Perubahan belum terlalu signifikan, perubahan kesadaran masyarakat untuk mengupdate data di Disdukcapil. Artinya lonjakan belum terlalu kelihatan, karena ini juga baru diawal-awal masih butuh proses yang masih sedikit waktu lagi. Tapi kami optimis kedepannya kita tidak akan kembali ke (cara) manual,” tandasnya. (mg7/yan)