LEMBANG – Perum Perhutani mewaspadai kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan pegunungan Bandung Utara yang biasa terjadi di musim kemarau pada bulan Juli-Agustus.
Administratur Kawasan Pemangku Hutan (KPH) Bandung Utara, Komarudin mengatakan, berkaca pada tahun lalu, ada sebanyak 13 titik rawan kebakaran di pegunungan Bandung Utara.
“Juli sampai akhir tahun sudah masuk musim kemarau. Sesuai amanat presiden kami diminta untuk mewaspadai karhutla. Walaupun di Bandung Utara kejadian karhutla relatif jarang dan skalanya kecil, tapi ini juga menjadi perhatian kita untuk tetap waspada,” kata Komarudin, Jumat (24/7).
KPH Bandung Utara memiliki luas 20.560 hektare yang tersebar di empat wilayah, yaitu Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Bandung, Subang, dan Purwakarta. KPH Bandung Utara mencakup beberapa gunung besar yaitu Takuban Parahu, Burangrang, Manglayang, dan Palasari.
Komarudin menjelaskan, kejadian kebakaran di wilayah Bandung Utara 90 persen disebabkan oleh aktivitas dan kelalaian manusia. Pasalnya, selain menjadi tempat wisata beberapa gunung di Bandung Utara kerap ramai oleh aktivitas pendakian.
“Kita data daerah hutan yang relatif sering dikunjungi oleh masyarakat. Karena 90 persen penyebab kebakaran oleh manusia. Misal karena puntung rokok, atau bekas membuat api di hutan,” tuturnya.
Guna mengantisipasi kebakaran, Perhutani gencar melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar tak membuang puntung sembarang, serta memastikan api benar-benar padam saat ditinggalkan. Selain itu, di beberapa gunung besar dibuat posko khusus pengendalian kebakaran.
“Perhutani juga menerjunkan 120 orang petugas lapangan yang siap memadamkan api, jika sewaktu-waktu muncul. Mereka bakal dibekali jet shooter atau tas yang bisa membawa air,” bebernya. (mg6/yan)