Diakui Nizar adanya lonjakan pembayaran listrik itu dikeluhkan pelanggan. Pihaknya pun merespon keluhan tersebut dengan cara memberikan solusi berupa skema perlindungan lonjakan untuk meringkan pembayaran.

“Jika pada bulan Juni pelanggan melangami kenaikan lebih dari 20% maka pelanggan berhak mendapatkan perlindungan lonjakan dengan hanya membayar sebesar tagihan bulan lalu ditambah dengan 40% kenaikan bulan Juni, sisanya 60 % dibayar pada 3 bulan selanjutnya,” pungkasnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menangguhkan alias menggratiskan pembayaran listrik 24 juta masyarakat miskin. Penangguhan bagi pelanggan berdaya listrik 450 VA itu diberikan untuk menekan dampak ekonomi pandemi virus korona.

Jokowi mengungkapkan membebaskan biaya listrik selama 3 bulan, yakni April, Mei dan Juni 2020. Selain itu, untuk pelanggan listrik dengan daya 900 VA bersubsidi akan diberikan diskon 50 persen.

Selain insentif listrik, Jokowi pun mengumumkan beberapa stimulus ekonomi lainnya untuk meredam dampak virus korona. Seperti, menambah jumlah penerima PKH dari 9,2 juta menjadi 10 juta keluarga. (mg1/mg3/mg6/yul/bbs/drx)

Golongan dan Tarif Listrik

Golongan subsidi:

S2 dengan daya 450 VA sebesar Rp 325 per kWh.
S2 dengan daya 900 VA sebesar Rp 445 per kWh
S2 dengan daya 1.399 VA sebesar Rp 708 per kWh
S2 dengan daya 2.200 Va sebesar Rp 760 per kWh
S2 dengan daya 3.500 VA hingga 200 kVA sebesar Rp 900 per kWh.

Golongan rumah tangga:-

R1 dengan daya 450 VA sebesar Rp 415 per kWh.-
R1 dengan daya 900 VA subsidi sebesar Rp605 per kWh.-
R1 dengan daya 900 VA rumah tangga mampu sebesar Rp 1.352 per kWh.-
R1 dengan daya 1.300 VA sebesar Rp. 1.467,28-R1 dengan daya 2200 VA sebesar Rp.1.467,28

Golongan pemerintah:-