Selain persoalan harga rapid test yang bervariasi, kini Jabar juga dihadapkan pada kosongnya bahan Medis Habis Pakai (TIP) dari mikropipet yang dipakai petugas labolatorium untuk memisahkan, mengambil dan meneteskan spesimen ke mesin pemeriksaan. “Tip ini sangat spesifik. Jika tidak ada maka mekanisasi tidak bisa dilakukan,” ucap Berli.
“Yang ada di kita, yang tersedia di pasaran ialah yang ukurannya tidak tepat. Spesifik lainnya tidak tepat untuk mekanisasi pemeriksaan PCR,” imbuhnya.
Kendati demikian, upaya yang dilakukan Gugus Tugas guna pelayanan tidak tergangu. Pihaknya sementara ini menjalankan sistem manual.
“Kita manual dulu, supaya pelayanan tidak tergangu. Tapi konsekuensinya tentu kapasitas pemeriksaan PCR yang ada di Jabar menurun,” katanya.
“Mudahan-mudahan dalam waktu dekat TIP yang kita pesan ke produsen itu segera tiba karena ini pesannya di luar negeri dan diperkirakan akhir Juli di Indonesia,” tambahnya.
Disinggung mengenai jumlah siswa Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) Kota Bandung yang dinyatakan positif. Kini berkurang menjadi 1.115 orang yang sebelumnya berjumlah 1.280 orang.
“Hasil tes usap dalam kluster Secapa AD dari jumlah 1.280 orang itu sudah dilakukan swab kepada lebih dari 100 orang dan sudah dinyatakan 98 personel TNI AD yang dinyatakan sembuh atau negatif,” kata Berli.
Selanjutnya, pada swab test kedua hasilnya sebanyak 165 orang di Secapa AD yang sebelumnya positif dinyatakan negatif. “Ada sebanyak 165 orang di Secapa AD yang sebelumnya positif menjadi negatif dan setelah dilakukan tes usap kedua. Kemudian dari 1.280 pasien Covid-19 di Secapa AD yang pagi ini berkurang 165 menjadi 1115 yang masih dalam pengawasan atau pemantauan atau pun juga dalam perawatan,” ucapnya.
Guna mencegah penyebaran, kata Berli, pengurus RW di wilayah Secapa AD maupun Pusdikpom telah melakukan penyemprotan disinfektan di kawasan kejadian.
“Pada hari Jumat kemarin sudah dilakukan penyemprotan disinfektan. Kemudian Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah melaksanakan tes secara masif untuk wilayah sekitar yang pertama hari Sabtu dilakukan rapid test terhadap 48 orang kemudian dilanjutkan dengan swab terhadap 28 orang,” jelasnya.
“Karena tidak semua orang yang di rapid test itu reaktif kemudian juga tidak semua masyarakat yang di tempat saat itu bersedia untuk dilakukan test jadi masih akan dilakukan test kembali yang akan dimulai pada Rabu besok sampai dengan hari Jumat terhadap kurang lebih 600 masyarakat yang ada di sekitar institusi tersebut,” tambahnya.