Pedagang Jadi Target Sasaran

BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat (Jabar) akan terus menggencarkan rapid test ke setiap pasar di Jabar. Hal itu sebagai upaya pemerintah dalam mencegah penularan virus korona.

Sekretaris Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Jabar, Daud Achmad menyebutkan, dari total 700 pasar yang menjadi target, rapid test maupun PCR sudah mencapai hampir 200 ribuan.

“Bahwa akhir-akhir sekarang pemprov melakukan tes khususnya di pasar. Dari 700 pasar data yang kami dapatkan bahwa rapid test maupun PCR udah mencapai hampir 200 ribuan,” kata Daud saat jumpa pers di Gedung Sate, Selasa (16/6).

Dikatakannya, dari 200 ribu alat rapid test itu terdiri dari 80 ribu alat swab test. Sebab, kata dia, yang ditargetkannya harus mencapai 0,06 persen jumlah penduduk atau 300 ribu alat.

“Kalau sudah capai 300 ribu kemudian nantinya kita tidak setop di sana, kalau alatnya ada masih akan terus melakukan tes masif ini sehingga kita memperoleh keyakinan bahwa COVID-19 ini benar-benar bisa dilokalisir,” katanya.

“Jadi tujuan dari tes ini, kita untuk membuat peta keberadaannya. Pada diri siapa, wilayahnya di mana. Nah mereka itulah yang nanti akan dilokalisir semua peserta sesuai hasil swab nanti,” imbuhnya.

Wakil Gubernur Jawa Barat (Jabar) Uu Ruzhanul Ulum meninjau penerapan protokol kesehatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) di Pasar Sukaraja Pasirhalang, Kabupaten Sukabumi, Selasa (16/6).

Uu mengatakan, kedisiplinan pedagang, pembeli, dan pengelola pasar, amat krusial dalam menerapkan protokol kesehatan, terutama jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan, amat krusial.

“(Protokol kesehatan) ini untuk kemaslahatan kita semua, untuk kesehatan semua harus dijaga. Prinsipnya (di Pasar Sukaraja) hampir 80 persen pakai masker, maka kesadaran masyarakat perlu didorong terus,” kata Uu.

“Saya ingin dan berharap para pedagang pasar, pembeli, semuanya mengikuti aturan dan himbauan serta SOP yang ditentukan, yaitu dalam suasana AKB seluruh masyarakat yang pertama harus memakai masker, sering cuci tangan, dan jaga jarak,” imbuhnya.

Menurut Uu, kedisplinan penerapan protokol kesehatan di pasar tradisional dapat terbentuk apabila semua pihak, baik pedagang, pembeli, dan pengelola pasar, saling mengingatkan. Ia pun meminta kepada pengelola pasar intens menjaga kebersihan.

Tinggalkan Balasan