Mal dan Pariwisata Resmi Beroperasi, Waspadai Gelombang Dua

BANDUNG – Sektor pariwisata dan mal di beberapa wilayah di Jawa Barat resmi dibuka kembali setelah tiga bulan terakhir ditutup lantaran wabah virus korona. Namun, kehawatiran munculnya gelombang dua mulai dirasakan sebagian warga.

Putri Ridwanti,26, warga Kota Bandung ini mengaku masih ketakutan untuk ke luar rumah atau mengunjungi keramaian seperti mal dan wisata.

Bahkan, dirinya khawatir dengan dibuka mal dan tempat wisata akan memunculkan pasien gelombang dua yang akan lebih meluas lagi.

“Saya pribadi belum berani untuk datang ke ruang publik, apalagi harus berkerumun walaupun memang protokol kesehatan dijalankan,” kata Putri kepada Jabar Ekspres, Minggu (14/6).

Dia meminta, Pemprov Jabar bisa menutup kembali mal dan pariwisata jika memang nantinya jumlah kasus malah melonjak tajam.

“Kita lihat saja nanti, apakah jumlahnya naik dan bertambah atau justru menurun. Jangan sampai ada istilah klaster mal atau lokasi wisata,” ungkapnya.

Untuk diketahui, sektor pariwisata mulai beroperasi di sejumlah wilayah yang masuk zona biru di antaranya di Kabupaten Pangandaran dan Kabupaten Bandung Barat.

Sementara, untuk mal resmi kembali beroperasi hari ini, Senin (15/6) di Kota Bandung. Tak hanya kedua loaksi tersebut yang rawan atas penularan korona. Potensi lainnya juga bisa ditemui di pasar tradisional yang dinilai tergolong tinggi.

Apalagi, pedagang di sejumlah pasar di Jawa Barat (Jabar) terkonfirmasi positif COVID-19. Maka Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar memfokuskan tes masif di 700 pasar seJabar.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pembukaan sektor pariwisata harus disertai kedisiplinan berbagai pihak, mulai dari pengelola wisata sampai pengunjung, dalam terapkan protokol kesehatan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Hal itu disampaikan Emil sapaan akrabnya bersama Bupati Bandung Barat Aa Umbara saat meninjau penerapan protokol kesehatan AKB beberapa destinasi wisata Lembang, Minggu (14/6).

“70 persen sudah sesuai dengan ekspektasi saya. Ada penjarakan saat antrean orang masuk. Kemudian pengecekan suhu tubuh, mohon hal itu dilaksanakan dengan baik,” kata Emil. Pembatasan pengunjung pun sudah diterapkan. The Lodge Maribaya misalnya, mengambil kebijakan 30 persen dari total kapasitas pengunjung yang boleh berwisata alam di tempatnya.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan