Khalifah Hasan Bin Ali Bin Abu Thalib Penjaga Terakhir Politik Moral

Salah satu butir perjanjian Muawiyah dengan Hasan adalah tidak ada caci maki terhadap Imam Ali. Namun dalam kenyataannya, mimbar masjid di masa Mu’awiyah masih banyak yang mendeskriditkan Imam Ali. Sayyidina Hasan yang sudah legowo mengalah demi persatuan umat juga seringkali mendapati orang yang nyinyir dan nyindir kepadanya.

Mundurnya Sayyidina Hasan merupakan berakhirnya periode khilafah. Persis seperti yang diindikasikan dalam hadits nabi bahwa khilafah itu hanya berlangsung selama 30 tahun. Setelah itu yang berkuasa adalah para raja (Sunan Abi Dawud, Musnad Ahmad, dan Sunan Turmudzi). Ibn Katsir dalam al-Bidayah wan Nihayah mengonfirmasi hal ini. Dengan demikian, masa selanjutnya itu sebutannya saja khilafah tapi sistemnya sudah menyerupai kerajaan.

Setelah menyelesaikan segala urusan di Kufah, Sayyidina Hasan kemudian pergi ke Madinah. Sebelum berangkat, Sayyidina Hasan menyampaikan beberapa hal kepada penduduk Kufah yang masih mendukungnya. Sayyidina Hasan mengatakan bahwa Muawiyah telah merebut kekhalifahan yang menjadi haknya. Namun, Sayyidina Hasan lebih mengutamakan perdamaian agar dua kubu kaum muslimin yang berseteru tidak lagi menumpahkan darah. Seperti masa-masa ke belakang saat sejumlah perang melumatkan jiwa-jiwa yang sejatinya bersaudara.

Kedatangan Sayyidina Hasan di Madinah disambut gembira sekaligus sedih oleh penduduk kota tersebut. Mereka gembira sebab cucu rasulullah kembali ke tanah tempat kakeknya mula-mula membangun peradaban. Tapi kesedihan pun menyeruak sebab kepemimpinan Islam tidak lagi berada di tangannya.

Di Madinah, saat Sayyidina Hasan tidak lagi dalam pusaran ingar-bingar politik, beliau tekun mendekatkan dirinya kepada Allah. Sayyidina Hasan giat mengajarkan ilmu agama kepada penduduk Madinah di Masjid Nabawi. Selain itu, Sayyidina Hasan juga rajin belajar kepada para sahabat kakeknya yang telah sepuh.

Berakhirnya Politik Moral

Sembilan tahun beliau menjalani hidup sebagai rakyat biasa sebelum kemudian wafat diracun. Pada 28 Safar tahun 50 Hijriyah, Sayyidina Hasan wafat dalam usia 46. Beberapa saat sebelum mengembuskan napasnya yang terakhir, Sayyidina Hasan berkata kepada Husein, “Tiga kali aku pernah menderita keracunan, tetapi tidak sehebat yang kualami sekarang ini,” ucapnya. Husein bertanya kepada kakaknya siapakah kiranya yang telah meracuninya. Namun, dengan semangat persatuan Sayyidina Hasan menolak memberitahu orang yang telah meracuninya. Ia khawatir adiknya yang berkarakter lebih keras daripada dirinya akan menuntut balas sehingga akan terjadi pertumpahan darah sesama kaum Muslimin.

Berita Terkait

Tinggalkan Balasan