BANDUNG – Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat, Uung Kusmana mengatakan selama masa pandemi COVID-19 angka kehamilan di Jabar menurun.
Uung menyampaikan, jika dibandingkan pada Februari 2019 tercatat angka kehamilan 3,79% sedangkan pada Februari 2020 tercatat 3,75%, kemudian pada Maret 2019 dan 2020 tercatat 3,72% serta pada April 2019 tercatat 3,74% dibanding April 2020 3,6%.
Angka tersebut sudah jelas menunjukkan bahwa angka kehamilan di masa Covid-19 mengalami penurunan. “Data yang ada di BKBBN di monitor setiap saat wanita yang sedang dalam masa subur atau yang sedang tidak ikut KB dan hamil itu datanya justru menurun,” kata Uung saat ditemui di kantornya, Kota Bandung, Rabu (3/6).
Menurutnya, penurunan angka kehamilan tersebut terjadi karena sulitnya merawat kehamilan bagi pasangan muda di tengah pandemi dan tidak adanya rencana dari pasangan untuk hamil serta akses pelayanan kehamilan yang cukup sulit karena sedang sibuk menangani Covid-19.
“Mungkin hal ini terjadi karena di samping kesulitan untuk merawat kehamilan bagi pasangan, yang kedua juga karena memang tidak direncanakan hamil pada saat pandemi yang ketiga pada saat hamil itu sangat beresiko karena semua sekarang ini fokus kita bergerak dalam hal menarik sehingga aspek ibu hamil ke tempat pelayanan terbatas,” jelasnya.
Kendati demikian, Uung tetap menyarankan kepada para pasangan untuk merencanakan kehamilan dengan baik mengingat saat ini sedang merebaknya wabah Covid-19.
“Kehamilan yang direncanakan dapat terjadi dengan baik, maka sumber daya yang dikandung itu dalam hal ini bayinya,” ungkapnya.
Iapun memaparkan bahwa kehamilan di tengah merebaknya wabah Covid-19 sangat beresiko dan berbahaya. Pasalnya, ibu hamil sangat rentan terpapar Covid-19.
“Janganlah ini hamil disaat pandemi, karena kalau ibu itu terkena virus korona, peluang untuk masuk ke dalam bayi itu sangat memungkinkan,” paparnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan, wanita yang sedang hamil muda terutama di usia 1-3 bulan kondisinya sangat lemah karena daya tahan tubuhnya menurun.
“Seribu hari pertama kehidupan, wanita itu kondisinya sangat lemah, karena mual, makanan masuk susah. Daya tahan tubuhnya lemah, kalau lemah virus korona gampang masuk,” jelasnya.