BANDUNG- Siswa titipan selalu menjadi isu kencang kala Penerimaan Perserta Didik Baru (PPDB) setiap tahunnya. Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kota Bandung, Atikah Susilawati S Pd menyebut, oknum siswa titipan di Kota Bandung sulit diberantas saat PPDB. Artinya, praktik kejahatan pendidikan tersebut masih terjadi dan hal tersebut tak boleh dibiarkan.
Menurut Atikah, praktik siswa titipan selalu menjadi isu santer setiap tahunnya, dengan pola yang sama. Hal ini diperlukan tindakan tegas dari pemandu kebijakan guna mewujudkan pendidikan yang berkualitas di Kota Bandung.
“Oknum itu (siswa titipan, red) tidak mudah ditiadakan (diberantas), walaupun secara tahapan sedikit lebih baik. Memang tetap ada ketika kuota zonasi belum dipenuhi saudara kita tertentu bisa diterima di sekolah tertentu,” ungkap Atikah kepada Jabar Ekspres, Senin (1/6).
Oleh sebab itu, dia meminta Disdik Kota Bandung untuk menindak tegas jika ada temuan kejahatan pendidikan itu serta merespon cepat setiap adanya keluhan masyarakat.
“Disdik harus tegas bagaimana pun caranya, apakah dengan teguran, mutasi semuanya dikembalikan kepada mekanisme yang berlaku, kalau kita yang biasa di lapangan belum tentu ditanggapi, kita harap ada realisasi punishment (sanksi) yang tegas, harus ada efek jera,” pintanya.
Dijelaskan, pelaksana PPDB Online tingkat Kota Bandung akan berjalan semestinya jika panitia konsisten memenuhi kuota zonasi sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai kuoata zonasi ada yang tidak terisi alias kosong sebab, hal tersebut menjadi peluang adanya praktik siswa titipan di sekolah.
“Pemerintah harus konsisten, kuota jalur zonasi penuhi dulu jangan sampai ada yang kosong,” pintanya lagi.
Diketahui, Disdik Kota Bandung menetapkan minimal 50 persen khusus jalur zonasi untuk PPDB tahun 2020 ini. Atikah menyebut, semenjak zonasi diberlakukan sebagai sistem penerimaan peserta didik, hal tersebut secara berlahan mengikis paradigma warga mengenai sekolah favorit non favorit. Pasalnya, sekolah favorit dari tahun ke tahun selalu menjadi target orang tua sebagai tempat sekolah anak-anaknya.
“Kalau anak SD mungkin belum berpikir bahwa itu sekolah favorit atau enggak, sekolah itu sekolah favorit atau tidak dikembalikan kepada orangtua,” ungkapnya.